Geger, Guru Besar UGM Terjerat Kasus Pelecehan Mahasiswi Terbongkar 2 Tahun Lalu, Sanksi Menanti

Kasus guru besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) terjerat kasus pelecehan terhadap mahasiswi terbongkar sejak 2 tahun lalu menjadi sorotan publik.

Editor: Hilda Rubiah
Yonhap via TribunNews.com
SKANDAL GURU BESAR: Gambar ilustrasi. - Seorang guru besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) terjerat kasus pelecehan terhadap sejumlah mahasiswi terbongkar sejak tahun 2023, hingga kini kasus masih berproses, sederet sanksi menanti 

TRIBUNJABAR.ID - Belakangan ini kasus guru besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) terjerat kasus pelecehan terhadap mahasiswi tengah menjadi sorotan publik.

Diketahui skanda pelecehan guru besar kepada mahasiswi itu sudah terbongkar sejak tahun 2023 atau 2 tahun lalu.

Namun, hingga kini kasus pelecehan dilakukan guru besar UGM itu masih berproses hingga 2025 ini.

Skandal pelecehan ini menjerat guru besar berinisial EM.

Terduga pelaku merupakan guru besar farmasi di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Baca juga: Pria Bejat di Jakarta Barat Cabuli Anak Tetangga di Bawah Umur, Terbongkar dari Kecurigaan Orangtua

Pria dikenal sebagai akademiki dan peneliti itu pun telah menjadi tersangka.

Kini, ia juga terancam mendapatkan sederet sanksi dari sivitas UGM.

EM diduga melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah mahasiswi dari tingkat S1 hingga S3.

Sejumlah korban melaporkan tindak pelecehan EM sejak tahun 2023.

Lambannya proses penindakan kasus ini dinilai menjadi bukti kekuasaan akademik bisa disalahgunakan ketika tidak diiringi dengan integritas.

Dalam menjalankan aksinya, EM diduga menggunakan modus atau berkedok bimbingan akademik, di mana ia menjadikan kegiatan ilmiah sebagai tameng untuk melakukan pelecehan terhadap mahasiswinya.

"Lokasi kejadian itu berdasarkan hasil pemeriksaan sebagian memang dilakukan di luar kampus," ujar Sekretaris UGM, Andi Sandi, saat dihubungi pada Jumat (4/4/2025).

Dalam modus yang dibongkar oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), EM memanfaatkan ruang-ruang diskusi dan pertemuan pribadi sebagai celah untuk melancarkan tindakannya.

"Kalau dilihat ada diskusi, ada juga bimbingan, ada juga pertemuan di luar untuk membahas kegiatan-kegiatan ataupun lomba yang sedang diikuti," tutur Andi Sandi.

Saat ini, Satgas PPKS UGM terus melakukan pendampingan terhadap para korban, memastikan bahwa trauma yang mereka alami dapat ditangani secara menyeluruh.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved