3 Pekerja Tenggelam di IPAL

Keluarga Pekerja Tewas di Kolam Limbah Pabrik Cimanggung Sumedang Harap Ada Santunan hingga Beasiswa

Keluarga korban meninggal tenggelam di IPAL PT Adira Semesta Industry berharap perusahaan memberikan beasiswa kepada anak yang ditinggalkan.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Tribun Jabar/Kiki Andriana
MENINGGAL DUNIA - Agus Imron, paman Mohammad Gaos, korban meninggal tenggelam di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di PT Adira Semesta Industry di Jalan Parakan Muncang, Cimanggung, Sumedang, Minggu (16/3/2025). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Keluarga pekerja yang tenggelam di kolam limbah PT Adira Semesta Industry, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, berharap perusahaan memberikan santunan kerahiman. Bukan cuma itu, harapannya anak-anak korban mendapat beasiswa pendidikan. 

Sebanyak tiga orang karyawan PT Adira meninggal dunia. Mereka hilang nyawa akibat tenggelam di kolam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) perusahaan pengolah kulit binatang itu, Minggu (16/3/2025) siang. 

Ketiga orang itu adalah Mohammad Gaos dan Widodo yang merupakan warga Desa Sindanggalih, Kecamatan Cimanggung. Satu korban lagi adalah Aji, warga Tangerang, Banten, yang mengontrak di Kampung Kebon Jambu, Cicabe, Sindanggalih. 

Agus Imron, paman Gaos, mengatakan keponakannya itu telah 25 tahun bekerja di PT Adira. Harapan besar bahwa perusahaan akan memberikan santunan kepada yang ditinggalkan, yaitu istri dan kedua anak Gaos. 

Baca juga: Gaos Banyak Melamun, Cerita Keluarga Pekerja yang Tewas di IPAL Tempat Kerja di Cimanggung Sumedang

"Semoga ada dari perusahaan minimal ada bantuan kuliah dan sekolah anaknya. Anaknya ada yang kuliah umur 22 tahun dan satu lagi SD," kata Agus saat ditemui di perusahaan yang terletak di Jalan Parakan Muncang, Cimanggung, Minggu. 

Agus mengatakan, berita meninggalnya Gaos seperti petir di siang bolong. Bagaimana tidak, tadi malam mereka masih berjumpa dan bercengkerama. 

"Gaos itu baik, berdoa (jadi muraqqi) Tarawih, masih mijitin saya di masjid. Umur tidak tahu," kata Agus.

Dia mengatakan, memang ada perubahan pada Gaos, ayah dua anak yang dikenal pekerja keras dan humoris itu. Gaos belakangan banyak murung.

"Memang kalau urang Sunda kakurung 40 hari, ngalamun (melamun)," katanya.  

Baca juga: BREAKING NEWS: 3 Karyawan Diduga Tewas Tenggelam di Kolam Limbah Pabrik di Cimanggung Sumedang

Agus yang melihat proses evakuasi jasad keponakannya dari dalam kolam mengatakan, sudah mendapat penjelasan dari pihak perusahaan kalau itu murni kecelakaan kerja. 

Tetapi, jenazah Gaos dan kedua temannya tetap akan diautopsi di RSUD Cicalengka, Kabupaten Bandung. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved