Kolaborasi untuk Layanan Inklusif: RSJ Jabar Kerja Sama dengan KCD Pendidikan Wilayah VII Jabar

Inisiatif ini dihadirkan dengan tujuan utama untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi semua kalangan.

Pemprov Jabar
KERJA SAMA - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat memperkuat komitmennya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih inklusif dengan menjalin kerja sama bersama Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VII Jawa Barat. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat memperkuat komitmennya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih inklusif dengan menjalin kerja sama bersama Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VII Jawa Barat. 

Kerja sama ini diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman yang dilaksanakan pada Selasa, 18 Februari 2025, di Aula RSJ Jabar, Kabupaten Bandung Barat.

Inisiatif ini dihadirkan dengan tujuan utama untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi semua kalangan, terutama bagi pasien yang memiliki kebutuhan khusus, baik itu disabilitas fisik maupun mental. 

Salah satu fokus utama dari kerja sama ini adalah untuk mengurangi kesalahpahaman komunikasi yang seringkali terjadi antara tenaga medis dan pasien, serta untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia yang ada di lingkungan RSJ Jabar.

Dalam kerjasama ini, pegawai RSJ Jabar akan dilatih oleh guru-guru dari Sekolah Luar Biasa (SLB) terkait bahasa isyarat. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan tenaga medis dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pasien dengan hambatan komunikasi, khususnya bagi mereka yang memiliki disabilitas pendengaran. 

Primalenti, yang merupakan Ketua Penyelenggara Acara Penandatanganan Kerjasama Pelayanan Publik Berbasis HAM, menyampaikan bahwa langkah ini adalah bentuk komitmen nyata RSJ Jabar dalam menciptakan layanan kesehatan yang inklusif.

“Kami ingin memastikan bahwa layanan kesehatan di RSJ dapat diakses oleh semua kalangan, terutama pasien berkebutuhan khusus. Selain itu, kolaborasi ini juga mendukung peningkatan keterampilan tenaga medis agar lebih memahami kebutuhan pasien,” ujar Primalenti dalam sambutannya. 

Dengan pelatihan ini, RSJ Jabar berharap bisa melayani lebih baik lagi, terutama pasien dengan disabilitas, tanpa ada kendala komunikasi.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Direktur RSJ Jawa Barat, Noki Irawan Saputra, menegaskan bahwa pelayanan kesehatan harus diberikan tanpa diskriminasi dan berlandaskan pada prinsip keadilan. 

“Sebagai tenaga kesehatan, kita harus melayani dengan adil dan profesional. Semua pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik tanpa membeda-bedakan latar belakang mereka,” jelas dr. Noki.

Sebagai bentuk konkret dari komitmen ini, RSJ Jawa Barat sudah melakukan berbagai perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan aksesibilitas bagi pasien dengan kebutuhan khusus. 

Fasilitas yang sudah diperbaiki antara lain pemasangan rambu-rambu dan guiding block untuk memandu pasien tunanetra. RSJ Jabar berupaya untuk memastikan bahwa dari pintu masuk hingga proses perawatan selesai, pasien merasa diperhatikan dan dipermudah dalam setiap tahapannya. 

“Kami terus berupaya menciptakan lingkungan yang ramah bagi semua pasien, mulai dari tahap pendaftaran hingga mereka menyelesaikan perawatan,” tambah dr. Noki.

Tidak hanya itu, RSJ Jabar juga akan menyelenggarakan pelatihan bahasa isyarat yang lebih mendalam bagi tenaga medis. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif antara tenaga kesehatan dan pasien tunarungu, sehingga pelayanan kesehatan dapat berjalan lebih optimal. 

“Kami ingin memastikan bahwa setiap pasien, termasuk mereka yang memiliki hambatan komunikasi, tetap bisa mendapatkan layanan yang terbaik dan setara dengan pasien lainnya,” jelas dr. Noki.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved