Rumah di Lembang Bandung Barat Terancam Ambruk Akibat Pergeseran Tanah, Penghuni Rasakan Gempa

Sebuah rumah di Kampung Sukapinggir, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdampak pergeseran tanah.

|
Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan
Sebuah rumah di Kampung Sukapinggir, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdampak pergeseran tanah. Akibatnya, lantai hingga halaman rumah tersebut mengalami retak hingga terancam roboh. 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sebuah rumah di Kampung Sukapinggir, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdampak pergeseran tanah.

 Akibatnya, lantai hingga halaman rumah tersebut mengalami retak hingga terancam roboh.

Dari pantauan di lokasi, retakan besar tak hanya berada di bagian halaman, retakan besar juga terlihat di bagian dalam rumah tepat di bagian pondasi pintu.

Pemilik rumah, Asep Koswara mengatakan bahwa retakan di rumahnya terjadi pada Rabu (11/12/2024) malam.

“Ini taunya Rabu jam 9 malam, saya awal dengar suara pletak, pletak, saya datangi sumber suara, pas saya lihat, tiang pintu rumah sudah geser, renggang,” kata Asep saat ditemui di lokasi, Jumat (13/12/2024).

Baca juga: Pergeseran Tanah di Jalan Siliwangi, Pemkot Bandung Gerak Cepat Upayakan Perbaikan

Asep mengungkapkan, ada sejumlah retakan yang terjadi pada area bangunan dengan panjang sekitar 15 meter tersebut.

Selain faktor hujan, Asep menduga retakan terjadi akibat adanya gempa.

“Ini panjang bangunan ada 15 meter, yang retak ini di luar ada di samping, depan rumah itu banyak, dalam rumah juga. Ini karena hujan sama gempa karena ada terasa getaran walaupun kecil,” ungkapnya.

Asep tak menampik jika retakan yang ada di area rumah membuat dirinya khawatir. Apalagi, Asep tinggal bersama orang tua dan dua anaknya.

Sejak adanya retakan, Asep mengaku tidak dapat tidur dengan nyenyak di tengah musim hujan.

“Bukan khawatir lagi, bahkan kita tidur tidak bisa nyenyak, tidak tenang, takut kebawa rumahnya ke  bawah, apalagi musim hujan dan angin,” tuturnya.

Asep mengaku tak memiliki tempat lain untuk mengungsi. Rumah tersebut merupakan satu-satunya tempat tinggal yang telah dihuni selama lebih dari 30 tahun.

“Belum ada (opsi relokasi dari pemerintah). Pengajuan (bantuan) ke BPBD (Bandung Barat), Desa, Kecamatan alhamdulillah sudah, cuma belum di acc,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved