Pesantren Khusus Lansia di Ciparay: Tak Hanya Mengaji, Juga Tadabur Menyatu dengan Alam Bagian 1

Tak  banyak pesantren khusus lansia. Satu di antaranya ada di Pondok Pesantren Tahfiz Masa Keemasan Ashabul Jannah. 

Istimewa
Peserta pesantren khusus lansia sedang mengikuti materi yang diberikan Ustaz Yamin Kamaludin di Kampung Bojong RT 01/13, Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. 

TRIBUNJABAR.ID - Tak  banyak pesantren khusus lansia. Satu di antaranya ada di Pondok Pesantren Tahfiz Masa Keemasan Ashabul Jannah. 

Jauh dari kebisingan kota, pesantren ini berdiri di tengah persawahan. Lokasinya di Kampung Bojong RT 01/13, Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Berada di kawasan satu hektare, pesantren ini mencoba berdiri membiayai sendiri segala kebutuhan. 

Tak heran di sana terdapat kandang ayam, sapi, kolam ikan nila, dan sawah. Semua hasilnya dimaksimalkan untuk membiayai semua kebutuhan pesantren. "Tadinya sapinya hanya ada dua. Sumbangan dari alummus SMAN 8. Terus berkembang," kata Yamin Kamaludin S.Pdi MM di lokasi pesantren, Minggu (8/12).

Sapi-sapi itu, kata Yamin, dikembangbiakan kemudian dijual, termasuk untuk kurban. Begitu juga ayam, bebek, telur, kangkung, genjer, dan ikan nila,  terus dikelola agar bisa menghasilkan dan ujungnya untuk membiayai pesantren ini.

Kini, ada dua asrama untuk menampung santri-santri lansia yang mengikuti program pesantren. Menurut Yamin peserta santri lansia bisa mondok di kobong (tempat tidur santri yang berderet dan menggunakan kayu lapis), yang telah disediakan pesantren.

Baca juga: Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana Hadirkan Edukasi Kesehatan di Pesantren Al-Ilyas

"Kami juga punya program pesantren tiga hari buat lansia. Mereka menjalani program pesantren kilat yang telah kami sediakan," katanya.

Satu di antaranya, kata Yamin, terapi galengan --pematang sawah. Para peserta menyusuri pematang sawah yang ada di kawasan pesantren. Menurutnya, para peserta berjalan di galengan untuk dirangsang syaraf motoriknya. "Para lansia itu dilatih keseimbangan," kata Yamin.

Tak hanya itu, para santri belajar budidaya anggur dan miana, sejenis daun yang kerap digunakan untuk pengobatan tradisional. Yamin juga memiliki metoda khusus untuk mengajar para lansia dalam materi tahfiz Al-Qur'an, yakni GAYEM. Gayem dalah Bahasa Sunda yang artinya mengunyah. 

Yamin mengajarkan hapalan Al-qur'an sepeti orang tengah mengunyah, memilah-milah kata dalam satu ayat. "Dalam satu ayat bisa diajarkan tiga kata dulu atau dua kata, tergantung tingkat kesulitannya," katanya.

Dan menurut Yamin, GAYEM yang dimaksud adalah singkatan, yakni G berarti gigih, A berarti anteng (khusyuk), Y berarti yakin, E berarti enteng (mudah), dan M berarti mengulang. 

Peserta pesantren khusus lansia 111
Peserta pesantren khusus lansia sedang mengikuti materi di di Kampung Bojong RT 01/13, Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Foto Istimewa.

Yang menarik, kata Yamin, ada perbedaan saat mengajar anak-anak dengan lansia. Ada perasaan takut salah, karena lansia itu daya ingatnya telah berkurang. "Ya harus diulang terus, makanya di metoda Gayem ada yang namanya mengulang," katanya. 

Ke depan, pesantren lansia tiga hari bakal kembali diadakan saat Ramadan. Bertepatan dengan 10 terakhir Ramadan, beritikaf di masjid. Untuk mengikuti pesantren tersebut persyaratannya adalah usia di atas 40 tahun, sehat rohani dan jasmani, serta memiliki KTP.

Pesantren ini juga memiliki program pesantren lansia bagi warga sekitar di Desa Mekarlaksana, yang jaraknya cukup jauh. Usianya dari 40 - 76 tahun. Mereka tidak menginap di pesantren, tapi setiap Senin hingga Jumat datang untuk belajar pukul 13.00 WIB hingga menjelang Ashar. "Pesertanya 75 orang. Hanya baru dua orang yang mondok, karena keterbatasan dana," katanya.

Menurut Yamin mengurus orang tua harus telaten selain tempat mondok juga makanannya harus diperhatikan. Pada Minggu (1/12), para peserta pun antusias datang ke  Masjid Baitusy Syakur. Mereka tampak senang ketika mendapat materi dari Yamin untuk menghapalkan Surat Al-Mulk. (Bersambung) 

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved