Cegah Keracunan MBG Terulang, Wakil Ketua DPR RI Soroti Standardisasi dan Pelatihan Ahli Gizi

Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menegaskan perlunya pengawasan ketat agar kualitas makanan MBG yang disalurkan terjamin aman.

Tribun Jabar / Adi Ramadhan Pratama
KUNJUNGI SPPG - Sejumlah pekerja sedang beraktivitas di Satuan Pelayanan Program Gizi (SPPG) di Desa Nagrak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Senin (15/9/2025). Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal berkesempatan mengunjungi SPPG.   

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Maraknya kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Bandung, menjadi sorotan serius Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal

Dalam kunjungannya ke Satuan Pelayanan Program Gizi (SPPG) di Desa Nagrak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Senin (15/9/2025), Cucun menegaskan perlunya pengawasan ketat agar kualitas makanan yang disalurkan kepada masyarakat terjamin aman dan bergizi.

Menurut Cucun, MBG adalah program strategis pemerintah yang langsung menyentuh kebutuhan dasar rakyat, terutama anak-anak sekolah dan ibu hamil.

Namun Cucun mengingatkan bahwa semangat memperbaiki gizi tidak boleh mengabaikan standar keamanan pangan. Apalagi, insiden keracunan makanan sebelumnya sudah menunjukkan adanya celah dalam pengawasan.

"Kalau ada bahan yang sudah tidak layak, jangan dipaksakan dipakai. Itu harus dibuang. Jangan karena mengejar target distribusi, kualitas bahan tidak dicek. Di sinilah pentingnya peran ahli gizi yang benar-benar paham," ujarnya saat ditemui di Kecamatan Pacet pada Senin (15/9/2025).

Baca juga: David Da Silva Jadi Tolok Ukur Bomber Sukses di Persib Bandung, Uilliam Baros Bertekad Ikuti Jejak

Baca juga: Teka-teki Pemain Asing Persib yang Hilang Misterius Terjawab Sudah, Kini On Fire Hadapi ACL 2

Cucun menjelaskan setidaknya ada tiga unsur yang harus berjalan beriringan dalam mengawal jalannya program, yaitu kepala dapur, SPPG sebagai penyedia, serta ahli gizi.

Dirinya menekankan bahwa ahli gizi tidak boleh hanya berada di akhir proses untuk mencicipi masakan, melainkan sejak awal terlibat dalam pemilihan, pengolahan, hingga penyajian makanan.

"Ahli gizi jangan hanya di ujung mencicipi masakan, tapi harus dari awal meng-guide prosesnya. Supaya kualitasnya benar-benar terjaga dan tidak menimbulkan masalah seperti keracunan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Cucun juga mengapresiasi inisiatif Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Kesehatan yang berencana menggelar pelatihan khusus bagi para ahli gizi.

Dirinya menilai langkah ini penting agar para tenaga gizi di lapangan memiliki kemampuan standar dalam memastikan kualitas makanan yang diberikan kepada penerima manfaat.

"Bagus kalau pemerintah daerah dilibatkan oleh Kepala BGN untuk mengawasi jalannya program MBG. Kalau di Bandung bisa jadi pilot project, mudah-mudahan bisa diterapkan di seluruh Indonesia," ucapnya.  (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved