Polisi Tembak Polisi di Solok

Buntut Polisi Tembak Polisi di Solok, Anggota DPR RI Bilang Bukti Beking Tambang Makin Membahayakan

Anggota Komisi Energi DPR RI periode 2019-2024, Mulyanto menyebut keberadaan beking tambang ilegal kian membahayakan. 

Editor: Ravianto
TribunPadang.com/WahyuBahar
Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar yang tembak AKP Ryanto Ulil Anshar dihadirkan saat konferensi pers di Mapolda Sumbar, Sabtu (23/11/2024). Kasus polisi tembak polisi di Mapolres Solok Selatan, Sumatra Barat ini menewaskan AKP Ryanto Ulil Anshar selaku Kasat Reskrim Polres Solok Selatan 

Mulyanto menyebut SIMBARA memang dibuat untuk meminimalisasi potensi kebocoran-kebocoran yang salah satunya disebabkan para penambang ilegal.

Ia mendukung keberadaan sistem pengawasan digital lintas Kementerian ini.  

Namun demikian, tanpa ada lembaga khusus yang menangani perkara ini, menurut Mulyanto tambang ilegal akan tetap marak terjadi.  

“Tapi kalau tidak ada satgas tambang ilegal yang powerfull akan sulit diberantas. Apalagi adanya beking aparat,” tandasnya.

Untuk diketahui kasus polisi tembak polisi ini terjadi di Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (22/11/2024),

Insiden tragis ini diduga terkait dengan konflik mengenai penanganan tambang ilegal galian C di wilayah itu.

Penembakan itu berawal dari tindakan tegas polisi terhadap penambang ilegal di Solok Selatan.(*)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved