Pilkada Kabupaten Indramayu

Pakar Komunikasi Soal Debat Pilkada Kabuapten Indramayu, Nomor 2 dan 3 Paling Disorot

Pakar ilmu komunikasi menyoroti debat Pilkada Kabupaten Indramayu yang digelar oleh KPU Kabupaten Indramayu

Istimewa
Debat Pilkada Indramayu 2024 digelar Senin (4/11/2024). 

TRIBUNJABAR.ID - Pakar ilmu komunikasi menyoroti debat Pilkada Kabupaten Indramayu yang digelar oleh KPU Kabupaten Indramayu di Kota Bandung, Senin (4/11/2024).

Pakar Komunikasi Universitas Gunung Jati Cirebon, Dr Abdul Jalil Himawan MSi, Dr Khaeruddin Imawan, hingga Pengamat Politik IPRC (Indonesia Political Research Consulting) Firman Manan, memberikan pandangannya.

Abdul Jalil menyoroti debat pilkada yang menghadirkan tiga pasangan calon Bupati Kabupaten Indramayu yaitu Bambang Hermanto-Kasan Basari, Lucky Hakim-Syaefudin, dan Nina Agustina-Tobroni, seharusnya mampu meyakinkan pada swing voter yang belum menentukan pilihan.

"Fungsi debat Itu salah satunya untuk meyakinkan publik. Selain Itu juga buat menjaring swing voter yang belum mementukan Pilihan," kata Jalil usai menyaksikan debat Pilkada Kabupaten Indramayu.

Baca juga: Nina Agustina Mengaku Puas dengan Debat Pertama Jelang Pilkada Indramayu

Menurut Jalil, debat yang berlangsung dua jam lebih dan disiarkan langsung oleh stasiun televisi lebih dominan menyerang kebijakan dan menyerang urusan urusan personal. Bahkan Jalil menilai paslon nomor 2 terkesan menyimpan dendam pribadi dengan Paslon 03.

Jalil mengatakan bahwa seharusnya dalam suatu debat, yang dikedepankan adalah visi dan misi, bukan menyerang kebijakan apa lagi menyerang urusan urusan personal.

"Secara keseluruhan debat belum menampilkan visi misi yang menyentuh hal tekhnis. Kebanyakan masih asyik dengan işu-isu langitan," katanya.  

Jalil menyebuta danya kesan mendowngrade pasangan lain tidak akan menambah poin bagı pemilih. 

Baca juga: Debat Perdana Pilkada Indramayu 2024, Lucky Hakim Langsung Sentil Nina Agustina: Bupati Bukan Raja

Sementara Wakil Dekan Ilmu Komunikasi Unswagati Cirebon Dr Khaerudin Imawan, mengatakan debat kandidat bukan sekadar ajang pertarungan antar paslon, melainkan forum penting di mana calon pemimpin diuji untuk menyampaikan visi, misi, ide, dan program mereka kepada publik.

Ia menilai fokus utama debat seharusnya bukan pada persaingan antar paslon, melainkan pada bagaimana mereka berkomunikasi dengan masyarakat sebagai pemilih.

"Hal ini menjadi catatan penting bahwa komunikasi politik yang sesungguhnya terjadi antara paslon sebagai komunikator dan masyarakat sebagai audiens utama. Oleh karena itu, debat kandidat harus mencerminkan kepentingan, harapan, dan aspirasi masyarakat, bukan semata-mata kepentingan politik antar paslon. Serangan personal antar kandidat dalam debat tidaklah elok dan seharusnya dihindari," jelas Khaeruddin.

Dari segi performa, kata Khaeruddin, penguasaan materi menjadi aspek yang sangat penting. Paslon dengan rekam jejak kepemimpinan yang solid biasanya lebih unggul dalam menyampaikan visi dan misi mereka. Catatan keberhasilan dan perubahan yang telah dicapai selama periode sebelumnya menjadi tolok ukur untuk program-program berikutnya. 

"Hal ini memberikan gambaran kepada masyarakat tentang kemampuan paslon dalam mewujudkan janji-janji politik mereka," katanya.

Khaerudin mengamati dalam debat pilkada kabupaten Indramayu kemarin, ada paslon yang terjebak dalam sisi emosional dan menyerang lawan, sementara ada juga yang lebih bijak dalam menyampaikan program dan menghormati lawan. Komunikasi yang baik seharusnya mencerminkan kualitas kepemimpinan.

Sedangkan Pengamat Politik IPRC (Indonesia Political Research Consulting), Firman Manan, menjelaskan bahwa debat publik merupakan sarana mengenalkan program visi misi dari Paslon. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved