Puluhan Seniman Cilik Pamer Karya Seni di Garut, Mencerminkan Rasa Ingin Tahu
Sebanyak 36 seniman cilik yang tergabung dalam Konsorsium Rupa memamerkan karya seni mereka di berbagai medium dalam peringatan Hari Seniman.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Giri
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Sebanyak 36 seniman cilik yang tergabung dalam Konsorsium Rupa memamerkan karya seni mereka di berbagai medium dalam peringatan Hari Seniman Internasional.
Pameran dengan tema 'Cilukba! Aku Melihatmu' itu diselenggarakan di Galeri Kopi Batik, Jalan Papandayan, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (27/10/2024).
Ada 107 karya yang dipamerkan dalam pameran itu. Satu di antaranya seni lukis, seni kubistik, topeng, patung tanah liat, clay, serta seni kerajinan tangan menggunakan media kertas.
"Pameran ini mengajak kita melihat seni dalam sudut pandang anak-anak yang penuh spontanitas, karya-karya yang dihadirkan mencerminkan rasa ingin tahu, dan kejutan dari mereka," ujar Founder Konsorsium Rupa, Ikhsan Sopian Hadi, kepada Tribunjabar.id, Minggu.
Dia menuturkan, anak-anak merupakan cermin paling jujur dalam bentuk kehidupan kreativitas sehingga karya-karya yang dihasilkan mereka tidak akan terbatas oleh salah atau benar dalam seni.
Pameran ini juga hadir sebagai ruang bagi anak-anak untuk bebas mengekspresikan apa yang mereka lihat dan mereka rasakan, sekaligus mengajak orang dewasa untuk lebih memahami dan mendukung tumbuhnya kreativitas sejak dini.
"Setiap karya yang dihadirkan menjadi cermin dari proses belajar dan pencarian, lebih jauh karya-karya ini bercerita tentang keberanian diri anak untuk menunjukkan komunikasi diri dari apa yang mereka rasakan," ungkapnya.
Baca juga: Pilkada Garut 2024, Cawabup Putri Karlina Berkomitmen Hasil Bagi Cukai Tembakau Untungkan Petani
Ikhsan menjelaskan, di era modern yang semakin kompleks ini, anak-anak memiliki tantangan besar dalam mempertahankan kreativitas dalam bayang-bayang perkembangan teknologi.
Kondisi ini diperparah dengan terbatasnya akses anak-anak pada kegiatan seni, dominasi penggunaan gadget, dan perubahan sosial yang sangat cepat.
"Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orang dewasa untuk menciptakan lingkungan yang mendukung proses kreatif, bukan hanya berorientasi pada hasil cepat. Saya berharap masyarakat bisa menghargai proses belajar dan eksplorasi anak-anak, serta mengapresiasi karya-karya mereka," ucap Ikhsan.
Dia menuturkan, kegiatan seni menjadi salah satu cara efektif bagi anak-anak untuk menumbuhkan empati, konsentrasi, dan rasa percaya diri, terutama dalam era digital.
Baca juga: Perajin Tenun di Garut Diberikan Edukasi Inklusif untuk Desain Inovatif dari ISBI Bandung
Seni rupa anak memiliki peran penting dalam membangun ekosistem seni di Garut. Setiap karya yang mereka buat menyimpan potensi besar. Dengan dukungan yang tepat, potensi tersebut diharapkan bisa melahirkan generasi kreatif di masa depan.
Kegiatan tersebut juga merupakan kolaborasi antara Kala Art Studi dan Konsorsium Rupa, juga partisipasi orang tua peserta dari berbagai wilayah di Garut.
"Adanya ruang-ruang partisipasi sejak dini, ekosistem seni Garut diharapkan terus tumbuh dengan lebih inklusif, berkelanjutan, dan relevan bagi generasi mendatang," ucapnya. (*)
Dedi Mulyadi Bongkar 2 Ciri Utama Kemiskinan di Jabar: Hawa Orang Miskin Lapar Terus |
![]() |
---|
Minta Masyarakat Prioritaskan Rumah, Dedi Mulyadi: Jangan Dulu Kredit Motor kalau Belum Punya Rumah |
![]() |
---|
Perkuat Ekosistem Perumahan, Pemerintah Dorong Kredit Rakyat untuk Rumah Subsidi |
![]() |
---|
GIIAS Bandung 2025, Perkuat Posisi Strategis Jabar dalam Industri Otomotif Nasional |
![]() |
---|
Maulana Yusuf Minta Pemprov Jabar Prioritaskan Guru Honorer Jadi PPPK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.