KCD V Disdik Jabar Curiga Ada 'Aktor' di Balik Demo Pelajar SMKN 1 Gunungguruh Sukabumi

Lima mengungkapkan keraguannya mengenai apakah aksi tersebut benar-benar murni berasal dari inisiatif pelajar atau ada pengaruh dari pihak lain.

tangkapan layar video viral
Pelajar SMKN 1 Gunungguruh melakukan demo di sekolahnya, mereka menanyakan persoalan pengelolaan anggaran di sekolah. 

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Kepala Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Wilayah V Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, Lima Faudiamar, mencurigai adanya pihak yang menunggangi aksi demo yang dilakukan oleh pelajar SMKN 1 Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi.

Demo yang viral di media sosial pada Selasa (22/10/2024) itu memperlihatkan para pelajar mempertanyakan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), infak, hingga pembangunan masjid sekolah yang belum selesai.

Lima mengungkapkan keraguannya mengenai apakah aksi tersebut benar-benar murni berasal dari inisiatif pelajar atau ada pengaruh dari pihak lain.

“Saya juga curiga, apa iya ini benar-benar aspirasi anak-anak, atau ada yang lain? Sampai mempertanyakan dana BOS secara mendetail, rasanya saat saya sekolah dulu, hal semacam ini tidak terpikirkan,” katanya kepada Tribun melalui telepon.

Selain dana BOS, pelajar SMKN 1 Gunungguruh juga disebut-sebut mempertanyakan dana untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebesar Rp 1,5 juta.

Namun, Lima menjelaskan bahwa informasi terkait dana PKL tersebut masih belum jelas dan akan segera dikonfirmasi ke pihak sekolah.

Sebelumnya, dalam aksi demo tersebut, pelajar berteriak "Ai turun", merujuk pada Kepala Sekolah SMKN 1 Gunungguruh, Ai Sumarni.

Saat dikonfirmasi, Ai membenarkan adanya aksi demo tersebut dan menjelaskan bahwa pelajar menanyakan soal pengelolaan anggaran sekolah.

Ai mengatakan bahwa pelajar mungkin menganggap aksi ini sebagai bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) terkait pendidikan demokrasi.

"Mereka ingin tahu tentang keuangan sekolah, baik yang bersumber dari bantuan pemerintah maupun komite sekolah," jelas Ai.

Meskipun menurut Ai, tidak ada kewajiban bagi pihak sekolah untuk menjelaskan anggaran kepada siswa, tetapi dia tetap memberikan penjelasan kepada mereka.

"Saya sudah jelaskan ke anak-anak tadi, dan sekarang semuanya sudah clear. Anak-anak sudah kembali belajar seperti biasa," tambahnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved