Pola Asuh untuk Meminimalisir Stunting
Stunting merupakan salah satu bentuk gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis
Kondisi sosial ekonomi keluarga juga berkaitan dengan kemampuan keluarga menyediakan lingkungan yang sehat, dan bersih.
Lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan kebersihan yang tidak terjaga akan menghambat penyerapan nutrisi dan memperburuk kesehatan anak.
Akses terbatas ke pelayanan kesehatan menjadi sumber masalah, yang dapat menghambat identifikasi dan penanganan dini masalah gizi buruk pada anak.
Selain dari itu pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang gizi yang baik juga tergolong kurang.
Banyak orangtua belum sepenuhnya menyadari pentingnya makanan bergizi dan belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pola makan yang seimbang.
Salah satu faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya stunting yaitu kesalahan ibu dalam pemberian nutrisi anak.
Ibu adalah sosok pengasuh utama yang pada umumnya memiliki keterlibatan langsung terhadap status gizi anak (Widayani et al., 2017).
Oleh karena itu penting bagi itu untuk memiliki pengetahuan mengenai pentingnya pemberian gizi dan praktik pemberian makan bayi dan anak-anak yang diyakini berkontribusi terhadap stunting.
Selain dari itu, faktor lain yang juga perlu diperhatikan berkaitan dengan stunting adalah pola asuh ibu. Menurut hasil penelitian Reiher (2019), bahwa pola asuh kurang baik berisiko 8,07 kali lebih besar untuk memunculkan stunting, dibandingkan dengan pola asuh yang baik. Perilaku orang tua merupakan faktor determinan yang paling besar yang berkontribusi kepada anak.
Oleh karena itu Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha melakukan psikoedukasi mengenai pola asuh yang mendukung penurunan stunting di Desa Tolengas, Kabupaten Sumedang. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Profesor Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) 2024.
Materi yang disampaikan adalah mengenai pola asuh yang mendukung penurunan terjadinya stunting.
Sebenarnya setiap orangtua tentunya ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka. Keinginan ini kemudian akan membentuk pola asuh yang akan ditanamkan orangtua kepada anak-anak.
Dalam psikoedukasi ini disampaikan jenis-jenis pola asuh menurut Diana Baumrind (1967), dan bagaimana dampaknya terhadap anak. Diana Baumrind (1967, dalam Santrock, 2009) membagi pola asuh ke dalam beberapa pola,
Pola asuh otoriter
Orangtua dengan tipe pola asuh ini biasanya cenderung membatasi dan secara otoriter mendesak anak untuk mengikuti perintah mereka.
PSM Unpad Wakili Indonesia di Ajang Paduan Suara Italia |
![]() |
---|
Kementerian Agama Kota Bandung Kolaborasi dengan Wakaf Salman dalam Program Wakaf Calon Pengantin |
![]() |
---|
Bus TMB dan Bandros Bakal Digratiskan Selama Sepekan, Catat Waktunya ! |
![]() |
---|
Keselamatan Karyawan Jadi Prioritas PNM, 1.500 AO Ikut Pelatihan Safety Riding di Kota Bandung |
![]() |
---|
Baznas RI Ganjar Penghargaan ke Pemkab Sumedang, Prestasi Pengelolaan Zakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.