Gempa Megathrust Berpotensi Tsunami, BMKG Ungkap 4 Tanda Alam Terjadinya Tsunami

Selain memperhatikan peringatan dini dari BMKG, Agung menyebutkan terdapat tanda alam yang dapat diketahui masyarakat mengenai tanda-tanda tsunami

Tribun Jabar/ M Rizal Jalaludin
Peta Evakuasi Tsunami di Kawasan Pantai Desa Cikakak, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Pesisir Selatan Sukabumi, Jawa Barat, menjadi salah satu wilayah yang memiliki zona megathrust, gempa bumi megathrust ini pun berpotensi menyebabkan tsunami.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sukabumi, Agung Saptaji mengungkap terdapat dua zona megathrust di wilayah Selatan Sukabumi, Jawa Barat.

Dua zona megathrust di wilayah Selatan Sukabumi itu merupakan megathrust Selat Sunda dan Central West Java.

Sebab itu, wilayah Selatan Sukabumi memiliki potensi gempa bumi megathrust yang menyebabkan tsunami.

Baca juga: Sebut Ada 2 Zona Megathrust di Sukabumi, BMKG: Jangan Was-was, Ini Penjelasannya

"Jadi sebenarnya megathrust itu terbagi beberapa segmen, jadi di wilayah selatan Sukabumi ada 2 megathrust yang mungkin bisa saja terjadi, saya jelaskan memang gempa bumi itu tidak bisa diprediksi, sekali lagi saya underland di sana. Jadi ada megathrust selat sunda, di bawah selatan lagi ada megathrust central west java," ujar Agung di Polres Sukabumi, Jumat (6/9/2024).

Lalu, bagaimana cara warga bisa mengatahui akan terjadinya tsunami dari dampak gempa bumi megathrust itu?

Agung Saptaji menjelaskan, BMKG sendiri memiliki peratalan yang bisa langsung menginformasikan kepada masyarakat mengenai peringatan dini tsunami.

Sirine peringatan dini tsunami pun telah dipasang BMKG di beberapa titik di pesisir Pantai Palabuhanratu, Sukabumi. 

"Secara teknologi memang sudah saya sebutkan kita punya alat, mungkin tambahan kita sebenarnya di Palabuhanratu ini punya 3 sirine rekayasa, jadi tadi dari potensi tsunami, nanti dari BPBD akan memencet tombol untuk melakukan evakuasi, kita ada 3 alat, di SDKP, di Citepus, jadi pantai-pantai yang ada di Palabuhanratu, nah itu nanti sirinenya akan berbunyi," kata Agung.

Selain dengan memperhatikan peringatan dini dari BMKG, Agung menyebutkan terdapat tanda alam yang dapat diketahui masyarakat mengenai tanda-tanda akan terjadinya tsunami.

Berikut 4 tanda alam akan terjadinya tsunami dari BMKG:

1. Gempa Kuat dan Lama

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sukabumi, Agung Saptaji, mengungkap tanda alam pertama yang menandakan akan terjadinya tsunami yakni kekuatan gempa bumi yang lama dan sangat kuat.

Menurutnya, hal itu menjadi tanda awal masyarakat agar bisa mengevakuasi diri secara mandiri menjauh dari kawasan pesisir jika merasakan gempa bumi cukup kuat dan lama.

"Jadi kan sempet sebelumnya saya infokan juga evakuasi mandiri, jadi evakuasi mandiri itu bila dirasakan yang pertama getaran gempanya cukup kuat dan lama itu kalau bisa untuk segera melakukan evakuasi mandiri," kata Agung.

Baca juga: Isu Gempa Megathrust Sudah Ada sejak 20 Tahun Lalu, Kota Padang Sempat Kosong Ditinggal Warganya

2. Air Laut Surut dan Ikan ke Pantai

Selain gempa bumi yang kuat dan getarannya dirasakan lama, Agung menyebutkan, tanda alam kedua akan terjadinya tsunami itu terlihat air laut menjadi surut.

Menurut Agung, air laut surut biasanya dibarengi dengan bermunculannya ikan ke pesisir pantai.

Agung mengimbau, jika hal itu terjadi agar ikan tersebut tidak di ambil dan warga lebih baik segera menyelamatkan diri, karena hal itu merupakan tanda alam terjadinya tsunami.

"Yang kedua itu tiba-tiba air menjadi surut, itu sebenarnya justru jangan, kadang-kadang ada ikan di pesisir pantainya itu kita jangan mengambilnya, justru itu adalah tanda alam kalau akan terjadinya tsunami," ucap Agung.

3. Air Laut Membentuk Tembok Hitam Besar

Selanjutnya, Agung menjelaskan, setelah beberapa menit terjadi guncangan gempa bumi kuat dan lama, tanda alam yang dapat dilihat itu air laut menghitam membentuk tembok besar dari tengah mengarah ke daratan.

Jika melihat itu, warga diharapkan bisa langsung mengevakuasi diri menjauh dari pesisir pantai dan mencari tempat lebih aman.

"Yang ketiga setelah beberapa menit kejadian gempa, tiba-tiba kita melihat ke arah laut seperti tembok hitam besar, maka itu pertanda tsunami, karena kan dorongan tsunami itu agak tinggi seperti tembok besar sudah mengarah ke kita itu adalah tanda tsunami," urai Agung.

4. Bau Garam Menyengat

Tanda alam keempat yang dapat diperhatikan masyarakat adalah bau garam lebih menyengat di pesisir pantai dampak air laut surut.

Bau garam menyengat itu menjadi salah satu tanda akan terjadinya tsunami.

"Terkahir, bau dari garam itu akan menyengat karena tadi surut, ini kan garamnya akan menyengat, itu salah satu tanda-tanda akan terjadi tsunami," ujar Agung.

Masyarakat Diminta Tak Panik

Agung Saptaji mengimbau, agar warga pesisir tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasa.

Menurutnya, dengan berbagai sosialisasi yang dilakukan, diharapakan warga bisa lebih waspada dan mengetahui jalur-jalur evakuasi.

"Dalam hal ini kami BMKG hanya ingin menginformasikan bahwa kalau kita itu memiliki potensi kegempaan di sekitar wilayah kita, tetapi hal itu jangan kita takuti, jangan kita was-was, silahkan rutin seperti biasa seperti nelayan silahkan melaut, yang bekerja sekitar pantai, perhotelan, pedagang, tetap melakukan aktivitasnya," kata Agung.

"Tetapi mungkin yang kami garis bawahi, kita melakukan rutin pekerjaan kita tetapi kita harus tetap waspada, maksudnya waspada di sini jika memang terjadi gempa bumi besar kita tahu kemana kita mengevakuasi, kemana kita cara-cara penyelamatan, saat sebelum gempa, saat kejadian gempa, setelah kejadian gempa, juga kita harus bisa melakukan evakuasi jika BMKG memberikan peringatan dini tsunami, karena tsunami ini bisa kita prediksi, sedangkan gempa bumi tidak bisa kita prediksi," urai Agung.*

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved