Berita Viral

Sosok Tomy Bocah Viral Diduga Dipaksa Jadi Pemulung oleh Ayah Tiri, Hidup Berubah Sejak Ortu Cerai

Nama Yazid Al-Bustomy, bocah berusia sembilan tahun tengah viral setelah diduga dipaksa orang tuanya untuk menjadi pemulung.

Instagram @arigez
Kisah Tomy, bocah SD di Bangkalan, Jawa Timur, yang diduga dipaksa menjadi pemulung oleh ayah tirinya beredar viral di media sosial. 

TRIBUNJABAR.ID - Nama Yazid Al-Bustomy, bocah berusia sembilan tahun tengah viral setelah diduga dipaksa orang tuanya untuk menjadi pemulung.

Diketahui bocah yang akrab disapa Bustomy itu tinggal di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Pemaksaan itu terungkap setelah sebelumnya sosok Bustomy tertangkap kamera pembuat konten media sosial.

Baca juga: Kisah Penjual Tisu Idap Penyakit Langka, Dagang Pakai Kursi Roda, Anaknya yang SD Tukang Ngarit

Ia terlihat berpakaian lusuh sambil membawa karung. Gambaran itu pun menjadi viral di media sosial.

Akan tetapi belakangan ini kisah duka Bustomy pun terkuak, bahkan hingga pemerintah melaukan langkah intervensi.

Dugaan eksploitasi oleh ayah tiri

Kisah dugaan eksploitasi terhadap Bustomy oleh ayah tirinya itu berawal dari perpisahan kedua orangtua kandung Bustomy beberapa tahun silam.

Setelah itu, Bustomy bersama ibu serta ayah tirinya tinggal di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, karena memang mereka adalah warga Lamongan.

Pada tahun 2018, ibu Bustomy, Khusnul Khotimah (29) menikah dengan Moh. Soleh (40) yan merupakan warga Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Mereka setelah menikah sempat tinggal di Kabupaten Lamongan, sebelum pada akhir tahun 2021, mereka memutuskan untuk pindah ke Kabupaten Bangkalan, tepatnya di Kecamatan Labang.

Saat itulah penderitaan Bustomy dimulai. Ia menderita penyakit di saluran pencernaanya, sehingga harus dioperasi. 

Mendengar kondisi itu, Pemerintah Bangkalan saat itu berinisiatif untuk membantu Bustomy dengan menanggung biaya operasinya.

Meski Bustomy dan keluarganya masih tercatat sebagai warga Lamongan. 

Operasi yang dilakukan di RS Dr Soetomo Surabaya itu pun sukses, sehingga Bustomy bisa sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula.

Tak sampai di situ, Pemerintah Bangkalan terus mengintervensi kelangsungan hidup Bustomy dan keluarganya, termasuk pendidikan Bustomy.

Bocah itu pun kemudian menempuh pendidikan di salah satu sekolah dasar (SD) di Kecamatan Labang.

Mulanya, semua berjalan lancar. Dalam kesehariannya, Bustomy menempuh pendidikan seperti anak-anak lain seusianya.

Sedangkan ibunya menjadi pedagang es untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ayah angkatnya bekerja serabutan. 

Seiring berjalannya waktu, perjalanan hidup Bustomy berubah.

Hal itu lantaran Bustomy diduga dipaksa oleh ayah tirinya berpura-pura menjadi pemulung demi menarik simpati dan iba dan masyarakat sekitar, sehingga memberikan uang.

Eksploitasi terhadap Bustomy ini diduga terjadi sejak ia berusia delapatan tahun atau sudah terjadi sejak tahun 2023 lalu.

Sampai beberapa minggu belakangan, momen Bustomy tengah menggendong karung dengan pakaian lusuh diabadikan konten kreator diunggah dan lalu viral di media sosial Instagramnya.

Baca juga: Cara Dapatkan 4 Bansos Cair September 2024 Termasuk PKH Rp 750 Ribu, Pakai Fitur Usul dan Sanggah

Pengakuan Ibu Bustomy

Ibu dari Bustomy, Khusnul Khotimah mengau tidak tahu anaknya viral di media sosial karena mengaku jarang melihat handphone dan membuka media sosial.

Ia justru seolah senang anaknya viral di media sosial dengan keadaan seperti itu.

Menurutnya, dengan begitu anaknya tidak dipandang sebelah mata oleh orang-orang.

"Kata orang-orang viral, biar semuanya tahu, bukan memandang Tomy (panggilan Bustomy) sebelah mata." 

"Semuanya gak mau temenan sama Tomy, tapi saya bilang ke Tomy, gapapa nak, sekarang gak ada yang peduli sama kamu, nanti besarnya kamu jadi orang yang sukses," kata dia saat diwawancarai, Jumat (30/8/2024), dikutip dari Kompas.com. 

Ia mengaku sudah melarang anaknya untuk keluar, karena setiap hendak mengais barang bekas di jalanan, Tomy selalu pamit kepadanya. 

Menurut dia, meski dilarang Tomy tetap melakukan aktivitasnya memulung barang bekas. 

Sehingga, dirinya hanya bisa mendoakan agar anak sulungnya itu bisa mendapatkan rezeki. 

"Kalau siang saya suruh tidur atau nonton TV atau main HP, tapi pas saya ngeloni adiknya dia berangkat, sehingga kadang ditanyain sama bapaknya kalau pulang kerja. Bapaknya kan kerja," kata dia.

Cerita tentang dugaan eksploitasi Bustomy ini dibenarkan Komandan Koramil Labang Kapten Inf Parnowo, di mana rumah orangtua Bustomy terletak di belakang markas Koramil Labang. 

Menurut Parnowo, eksploitasi kepada Bustomy itu sudah diketahui oleh banyak warga sekitar. 

Sebab, setiap hari, sepulang sekolah, Bustomy langsung disuruh menjadi pemulung oleh ayah tirinya. Namun menurut dia, Bustomy tidak benar-benar menjadi pemulung, sebab karung yang biasa digendongnya tidak ada isinya. 

"Memang ketakutan anak itu sama orangtuanya. Sedangkan karung yang dibawa itu enggak ada isinya, jadi settingan saja itu supaya dapat iba gitu dari masyarakat, sehingga memberikan uang kepada anak ini," ujar dia. 

Dia juga mengatakan, Pemkab Bangkalan meminta agar Bustomy tidak lagi disuruh menjadi pemulung agar fokus ke pendidikannya. 

Namun ayah tiri Bustomy saat itu sempat menolak dengan alasan agar anaknya itu tetap membantu mencari penghasilan untuk kedua orangtuanya. 

"Mau disekolahkan bahkan sampai kuliah, tapi dengan syarat saya diberi uang Rp 200.000 setiap hari karena untuk beli rokok kebutuhan saya," kata dia menirukan perkataan ayah tiri Bustomy. 

Pj Bupati Bangkalan Arief M. Edie menegaskan, kondisi kedua orangtua Bustomy masih dalam keadaan sehat. 

Rumahnya juga permanen, sehingga tidak ada alasan untuk tetap menyuruh anaknya menjadi pemulung. 

"Makanya kami minta untuk tidak lagi mulung karena tidak pada tempatnya anak kecil itu bekerja memulung, mereka harus sekolah," kata dia.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

#BeritaViral

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved