Terus Berkarya, Napi Lapas Kelas II B Sumedang Hasilkan Produk Rajut, Siap Ekspor ke Amerika

Saat kerajinan terjual, masing-masing narapidana yang terlibat akan mendapatkan uang untuk bekal jajan atau bahkan ditabung

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Kiki Andriana
Kepala Lapas Kelas II B Sumedang, Ratri Handoyo menyambangi sejumlah narapidana yang tengah merajut benang berbahan dasar sabut kelapa, Senin (19/8/2024). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Potret penghayatan HUT Kemerdekaan ke-79 RI di Lapas Kelas II B Sumedang adalah padatnya kegiatan kreatif warga binaan. 

Para narapidana membuat kerajinan bernilai jual. 

Saat kerajinan terjual, masing-masing narapidana yang terlibat akan mendapatkan uang untuk bekal jajan atau bahkan ditabung, sehingga mereka tak lagi merepotkan keluarga. 

Usai prosesi peringatan HUT RI ke-79, warga binaan kembali ke kegiatan masing-masing. Di antara kegiatan itu adalah merajut benang berbahan dasar sabut kelapa. 

Baca juga: Bikin Bupati Bandung Kaget, 840 Warga Binaan di Lapas Jelekong Dapat Remisi, 10 Langsung Bebas

Rajutan itu diperuntukkan sebagai atap tempat duduk di pantai atau Cocosheet. Rajutan itu ujungnya akan diekspor ke Amerika. 

"Ini bentuk kemandirian, Lapas Kelas II B Sumedang bekerja sama dengan pihak ketiga, merajut sabut kelapa, ujungnya adalah ekspor ke Amerika," kata Kepala Lapas Kelas II B Sumedang, Ratri Handoyo kepada Tribun Jabar.id, Senin (19/8/2024). 

Para napi ditarget untuk menyelesaikan rajutan sebanyak 1 kontainer. 

"Walaupun kecil, bisa berkarya membuat produk yang diminati pasar luar negeri, ini berkat kerja sama dengan pihak ketiga,"

"Semoga ada banyak pengusaha membantu agar anak-anak di lapas punya banyak kegiatan, mereka akan hilang pikiran (murung) tentang masa tahanan yang sedang dijalani,"
 
"(Sebaliknya) mereka mendapatkan premi dari kegiatan itu, bisa ditabung dan jajan. Gak perlu mengganggu keuangan dari keluarga," kata Ratri. 

Baca juga: Lahannya Enggak Sembarangan Pemkab Sumedang Bakal Kaji Rencana Relokasi Lapas yang Over Kapasitas

Dia menjelaskan, yang terlatih untuk merajut atap cocosheet itu barulah 40 napi. Namun, mereka akan menjadi leadr dan pelatih bagi napi yang lain. 

"Kesinambungan terus-menerus. Sekarang ini lapas tidak "digembok", kalau digembok enggak ada yang datang dan enggak ada yang bawa rezeki," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved