PVMBG Ungkap Keterkaitan Sesar Lembang dengan Megathrust, Tak Bisa Diprediksi dan Perlu Diantisipasi

Gempa akibat Sesar Lembang maupun megathrust tersebut tidak bisa diprediksi, maka tetap harus dilakukan antisipasi dengan cara melakukan mitigasi +

Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, PVMBG, Supartoyo saat menunjukan peta kawasan rawan bencana gempa bumi dan tsunami. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengungkap fakta soal keterkaitan Sesar Lembang dengan megathrust yang saat ini tengah mengintai wilayah Indonesia.

Megathrust tersebut berpotensi mengancam Indonesia termasuk pantai selatan Pulau Jawa yang di dalamnya ada pesisir darah Jawa Barat karena wilayah tersebut masuk ke dalam segment megathrust.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, PVMBG, Supartoyo, mengatakan, soal keterkaitan Sesar Lembang dengan megathrust harus dibedakan sumber gempa buminya antara penunjaman di darat dan di laut.

"Kalau yang di laut dari megathrust dan penunjaman, kemudian kalau yang di darat dari sesar atau patahan aktif seperti gempa Cianjur, Sumedang, dan Kuningan yang ciri khasnya ke dalaman dangkal," ujarnya di Kantor Geologi Kota Bandung, Jumat (16/8/2024).

Baca juga: Respon Pemkot Cimahi Atas Ancaman Sesar Lembang Setelah Mencuatnya Isu Megathrust

Atas hal itu, kata dia, Sesar Lembang dan megathrust tersebut merupakan sumber gempa yang dipisahkan, namun pengontrol utama dari energi Sesar Lembang ini dari zona penunjaman subduksi secara tidak langsung.

"Jadi karena ditekan terus menerus, mungkin Sesar Lembang kalau suatu ketika tidak mampu menahan kekuatan dari subduksi tadi, dia akan lepas," kata Supartoyo

Kendati demikian, pihaknya memastikan bahwa gempa akibat Sesar Lembang maupun megathrust tersebut tidak bisa diprediksi tetapi hal ini tetap harus dilakukan antisipasi dengan cara melakukan mitigasi bencana.

"Menurut data sumber gempa bumi nasional, Sesar Lembang panjangnya kurang lebih 27-29 kilometer. Kalau itu bergerak semua kekuatannya sekitar 6,7 magnitudo, tapi gempa bumi tidak bisa diprediksi," ucapnya.

Meski kekuatan gempa Sesar Lembang bisa mencapai 6,7 magnitudo, tapi pada kenyataannya gempa-gempa yang muncul di Lembang kekuatannya kecil sekitar 3 magnitudo seperti yang terjadi di Kampung Muril pada tahun 2011.

Kendati demikian, kata dia, upaya mitigasi harus tetap dilakukan seperti dengan diadakannya peta sebaran sesar aktif, kemudian peta kawasan gempa bumi yang dirancang oleh Badan Geologi.

Baca juga: Waspada Megathrust, Sampai Pagi Ini Wilayah Sukabumi dan Bayah Diguncang 45 Kali Gempa Susulan

"Dengan peta ini dilakukan upaya mitigasi dan penataan ruang, juga kita mendorong regulasi. Itu obat mujarabnya hanya tiga itu untuk pengurangan resiko," kata Supartoyo.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved