Marak Kasus Cuci Darah Pada Anak, Ini Penjelasan Dokter RSHS Bandung Sekaligus Tips Mencegahnya
Kasus cuci darah pada anak ada kecenderungan meningkat. Banyak informasi di masyarakat biasanya karena banyak mengonsumsi manis, garam, dan lainnya.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Akhir-akhir ini marak kasus cuci darah pada usia anak-anak yang membuat khawatir para orangtua. Hal ini menjadi perhatian para ahli kesehatan.
Ketua Divisi Nefrologi KSM Ilmu Kesehatan Anak RSHS, Prof Dany Hilmanto, menyebut bahwa pada prinsipnya seseorang memiliki sepasang ginjal yang mempunyai fungsi menyaring segala racun kemudian menyerap kembali hal-hal yang diperlukan tubuh.
Selanjutnya, paling sering dilihat fungsi ginjal ialah untuk mengeluarkan sisa-sisa racun yang dihasilkan tubuh sekaligus menjaga keseimbangan cairan dan elektrolitnya. Cairan berlebih ini tidak baik untuk tubuh, namun sebaliknya kekurangan cairan pun tak baik untuk tubuh.
Baca juga: Cegah Penyebaran Rokok Ilegal, Satpol PP Kabupaten Bandung Ajak Kerjasama Jasa Ekspedisi
Prof Dany menyebut fungsi ginjal adalah menghasilkan hormon yang memiliki peran dalam pembentukan sel darah merah. Kemudiah, berperan dalam melepaskan hormon.
"Apabila ginjal tak berfungsi maka harus diambil alih karena cairan yang menumpuk dalam darah dan racun-racun yang menumpuk dalam darah akan memberikan beban berat bagi tubuh kita,"
"Itulah kejadian-kejadian fungsi ginjal yang berkurang bisa terjadi secara mendadak yang kami sebut akut dan terjadi kronik di mana berlangsung lama," kata Dany di RSHS Bandung, Rabu (31/7/2024).
Dany juga menyampaikan kalau ginjal tak berfungsi maka ada dua pilihan.
"Pertama tentu harus ganti ginjalnya dengan transplantasi. Tapi, diperlukan upaya luar biasa besarnya meski transplantasi masih belum banyak digunakan, namun di RSHS sudah dilakukan," katanya.
Kedua, paling sering ialah dengan cuci darah. Istilah tersebut fungsinya untuk mengurangi racun-racun yang dihasilkan tubuh karena proses metabolisme itu sendiri.
Baca juga: Jadi Saksi Ahli Sidang PK Saka Tatal di PN Cirebon, Reza Indragiri Pertanyakan Hal Ini
Kemudian karena ginjal tak berfungsi sehingga cairan sering menumpuk dalam darah yang mengakibatkan beban berat untuk jantung dan fungsi organ lainnya, maka caranya ialah dengan cuci darah.
"Cuci darah ini ada dua macam yang dikenal, yakni dengan menggunakan alat mesin dinamakan hemodialisis dan ada pula yang dengan selaput pada perut. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan,"
"Tapi, umumnya kami saat ini lebih cenderung mendorong orang-orang yang miliki gangguan fungsi ginjal kronik termasuk anak-anak dengan cuci darah lewat selaput perut yang diberikan cairan dan didiamkan di dalam perut selama setengah jam, setelah itu baru dikeluarkan," ucapnya.
Penyebab Anak Harus Cuci Darah
Dany menyebut kasus cuci darah pada anak ada kecenderungan meningkat. Banyak informasi di masyarakat biasanya karena banyak mengonsumsi manis, garam, dan lainnya.
Jaga Rem Motor Tetap Optimal, Begini Caranya |
![]() |
---|
RSHS Bandung Beralih dari Energi Solar ke Gaslink untuk Dukung Operasionalnya |
![]() |
---|
TIPS Cara Memulihkan Akun WhatsApp Saat Kehilangan HP, Segera Lakukan Langkah Ini |
![]() |
---|
Tips Aman Mendahului untuk Pengendara Motor, Jangan Asal Gas |
![]() |
---|
Babak Baru Kasus Dokter Perkosa Penunggu Pasien di RSHS, Berkas Priguna Sudah Dilimpahkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.