Berita Viral

Sosok Pak Apip 19 Tahun Jadi Guru Honorer Sukabumi, Kini Pilih Pensiun, Bangga Lihat Muridnya Sukses

Kisah seorang guru honorer di Sukabumi, Jawa Barat yang mengabdikan diri sebagai tenaga pendidikan, kini mencuri perhatian.

Kompas.com/ Riki
Kisah seorang guru honorer di Sukabumi, Jawa Barat yang mengabdikan diri sebagai tenaga pendidikan, kini mencuri perhatian. 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah seorang guru honorer di Sukabumi, Jawa Barat yang mengabdikan diri sebagai tenaga pendidikan, kini mencuri perhatian.

Guru honorer itu adalah Apipudin yang akrab disapa Pak Apip.

Diketahui, Apip tinggal di Kampung Nyenang RT 4 RW 1, Desa Kalaparea, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Apip mengawali kariernya di SDN Anggarudin pada 2005.

Pria 67 tahun itu pun kini memutuskan pensiun pada pertengahan 2024 lantaran alasan kesehatan.

“Saya pensiun karena keinginan saya sendiri. Sekarang di rumah saja karena tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Kaki sudah lemas,” kata Apip saat ditemui awak media di rumahnya pada Selasa (16/7/2024) sore, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Kisah Guru Honorer Jadi Tukang Ngarit usai Ngajar, Perjuangannya Terobati saat Anaknya Diterima UGM

Rumah Apip berjarak 500 meter dari sekolah tempat ia mengajar.

Selama masih aktif, Apip memegang beberapa mata pelajaran.

Apip sebenarnya masih ingin mengajar, namun karena alasan kesehatan, ia memutuskan untuk berhenti.

“Kalau badan masih sehat, saya masih ingin mengajar. Tapi kaki sudah tidak seperti dulu, jadi harus berhenti,” ungkapnya.

Bapak lima anak ini mulanya menerima gaji hanya Rp 300.000 per bulan.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, penghasilannya pun meningkat meski tetap relatif kecil.

Beberapa bulan sebelum pensiun, gajinya mencapai Rp 1,2 juta per bulan.

Meski penghasilannya tidak besar, ia tetap menyisihkan uangnya untuk merenovasi rumah.

“Dari uang hasil mengajar dikumpulkan untuk membangun rumah. Ada juga tambahan dari pinjaman,” ujar Pak Apip.

Tak pernah daftar CPNS

Selama 19 tahun menjadi guru honorer, Apip tidak pernah mendaftar atau mengikuti tes seleksi CPNS dan PPPK.

Bukan tanpa alasan, dirinya merasa minder lantaran hanya lulusan SMA sederajat.

“Belum pernah ikut seleksi CPNS dan PPPK karena minder dengan lulusan yang cuma SMA, sedangkan orang lain sarjana. Kalau keinginan mah ada, ingin jadi pegawai negeri,” ungkap Apip.

Kini, ia pun menghabiskan masa tuanya bersama sang istri di rumahnya.

Adapun empat dari lima anaknya sudah berkeluarga, sedangkan putra bungsunya belum menikah.

Baca juga: Merendahkan Profesi Guru, Pengamat Kutuk Program Clensing yang Sasar Guru Honorer, Diskriminatif

Bangga lihat muridnya sukses

Selama 19 tahun mengajar, Apip merasa bangga melihat siswa-siswinya yang kini telah sukses.

Banyak murid yang telah ia bimbing dan kini telah mengejar cita-cita mereka.

Apip menceritakan, beberapa muridnya kini telah menjadi guru dan pengusaha.

“Ada banyak anak-anak yang menjadi guru, pengusaha juga ada,” kata Apipudin.

Terjun menjadi seorang pendidik dengan tujuan mulia mengajarkan akhlak yang baik kepada anak-anak, itulah pengakuan Apip.

Menurutnya, kebiasaan baik tersebut harus ditanamkan sejak dini.

“Saya ingin anak-anak memiliki akhlak yang baik. Itu tujuan mengajar saya. Saya bangga kalau ketemu mereka dan masih saling menyapa,” lanjut Apipudin.

(Tribunjabar.id/Salma Dinda) (Kompas.com/Riki Achmad)

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

 

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved