Pilkada Kota Bandung

Wawancara Khusus: Kang Ajun Coba Urai Benang Kusut Masalah Kota Bandung, Bagi Jadi 4 Entitas

Ir H Juwanda, atau akrab disapa Kang Ajun, adalah salah satu sosok di balik keberhasilan Ridwan Kamil.

daniel damanik/tribun jabar
Staf Ridwan Kamil, Juwanda saat podcast di Tribun Jabar, Jumat (28/6/2024). Kang Ajun secara resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon Wali Kota Bandung melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rabu (5/6/2024). 

Alih-alih membangun baru, malah yang lama tidak terawat seperti teras Cihampelas mandeg. Itu baru satu, kota sebagai rumah. Kedua, masyarakat.

Masyarakatnya merasa tidak aman, begal di malam hari, pendidikan masih ada yang susah, masih banyak ditahan ijazah, kesehatan kita masih punya isu stunting masalah BPJS juga, kemiskinan masih ada 100 ribu masyarakat miskin.

Saya pernah masuk ke salah satu rumah isinya 7 orang, 2 orangnya stroke, anak-anaknya nganggur tidak dapat di bantuan, sementara kata Bu Mensos, ada 512 miliar bantuan sosial yang tidak tepat sasaran dan itu mungkin salah satunya.
Kemudian lapangan pekerjaan masih banyak yang menganggur, 100 ribu pengangguran kita. Ini berkaitan dengan usaha ekonomi yang berkaitan dengan entitas masyarakat tadi.

Baca juga: Kang Ajun Sambangi Tribun Jabar Jelang Ikut Pilwalkot Bandung 2024, Langsung Podcast

Entitas lainnya?

Sekarang, identitas Bandung juga tidak jelas mau dibawa ke mana, kota pariwisata kah atau industri kah.

Untuk mengatasi pengangguran, maka ekosistem bisnisnya yang harus diperbaiki, perizinan harusnya dipermudah inkubator bisnis harusnya dibangun untuk meningkatkan entrepreneurship dan lain-lain.

Terakhir ada masalah pemerintahan. Hari ini kita dilanda masalah korupsi kemarin diungkap wali kota dan sekdanya dan lain-lain.

Banyak yang ditangkap dan saya sedih melihat data pajak pendapatan kita turun dari 5 tahun terakhir di saat kota-kota lain naik seperti Surabaya dan Medan naik semua, kita turun.

Kang Emil dulu Rp 1 triliun naik ke Rp 3,3 triliun, sekarang turun ke Rp 3,2 triliun. Saya mensinyalir ada Rp 1-2 triliun pendapatan yang hilang.

Belum lagi belanja infrastruktur rendah, kebanyakan belanja pendukung pengadaan langsung. Rp 1,2 triliun tahun 2022 pengadaannya pengadaan langsung, birokrasinya korup, pelayanannya lambat. Nah, ini menjadi akar masalah yang harus diberesin.

Benang kusut ini mau diurai dari mana?

Pemerintah. Pemimpin harus hadir di masyarakat, tidak bisa diam di kantor, susah dikontak, tidak bisa diberi masukan.
Kalau ulang tahun, Bandung itu berharap punya pemimpin baru, punya wali kota bahkan ketika ada insiden penangkapan oleh KPK kan yang trending di twitter banyak yang bilang, "Saya kaget ternyata Bandung punya Wali kota."

Artinya apa? Kehadiran pemimpin tidak dirasakan. Kita harus menghilangkan korupsi karena ibarat kita mau membangun, mau mengisi air di rumah dari sumur, kalau bocor kan bolak-balik 100 kali juga enggak akan penuh ya. Artinya korupsi harus diberantas.

Pemerintahannya harus dibuat sistem, proaktif, melayani dan profesional. Nah, kalau kita sudah punya birokrasi yang bersih yang lincah yang melayani, baru kita mulai selesaikan masalah-masalah berikutnya.

Masalah apalagi yang juga mendesak diselesaikan?

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved