Kisah Dewi dan Sanjaya Tetap Gelar Resepsi Pernikahan di Tengah Banjir di Cirebon, Senyum Tak Luntur
Resepsi pernikahan ini juga mendapat bantuan dari warga setempat yang bahu-membahu membersihkan area resepsi dan mengatur tempat agar tetap nyaman
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Banjir yang menerjang Desa Jagapura Kulon, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, sejak dini hari tadi tidak menghalangi niat pasangan pengantin, Dewi dan Sanjaya, untuk melangsungkan resepsi pernikahan mereka, Minggu (7/7/2024).
Meskipun genangan air merendam sebagian besar lingkungan rumahnya, keluarga dan kerabat tetap antusias merayakan momen bahagia tersebut.
Mempelai wanita, Dewi, tampak anggun mengenakan gaun putih yang sedikit terangkat karena genangan air.
Sementara Sanjaya mengenakan kemeja putih khas pengantin dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.
Baca juga: Banjir Melanda 19 Desa di Bolaang Mongondow Selatan, Satu Rumah Hanyut
"Awalnya cukup sedih, tapi tanggal sudah ditentukan dan semua sudah dibooking, jadi mau tidak mau harus diadakan hari ini," ujar Sanjaya saat diwawancarai media, Minggu (7/7/2024).
Sanjaya mengaku sedih karena harus menggelar pernikahan di tengah bencana banjir.
Namun melihat antusiasme tamu undangan yang terus berdatangan, membuatnya tetap bersemangat.
"Tamu-tamu alhamdulillah datang semua, bikin saya jadi lebih semangat karena mereka juga semangat mau mengantar dan menyukseskan acara ini," ucapnya.
Saat melakukan seserahan, ketinggian air sempat mencapai 80 sentimeter.
"Air ini sempat tinggi, waktu di perjalanan (seserahan) airnya sampai setinggi paha (80 sentimeter), kalau di sini (lokasi resepsi) paling sebatas betis (30 sentimeter)," jelas dia.
Meski banjir menerjang lokasi resepsi, seluruh proses acara pernikahan berjalan dengan lancar.
"Alhamdulillah semua lancar, meskipun semuanya basah, bahkan sampai tidak pakai sandal," katanya.
Resepsi pernikahan ini juga mendapat bantuan dari warga setempat yang bahu-membahu membersihkan area resepsi dan mengatur tempat agar tetap nyaman bagi para tamu undangan.
Suasana meriah tidak luntur meski harus berbasah-basahan.
Baca juga: Banjir dan Longsor di Tangerang Selatan, 673 Keluarga Terdampak
Salah satu tamu undangan, Siti (45), mengaku terkesan dengan semangat pasangan pengantin dan seluruh keluarga yang tetap berusaha melangsungkan acara ini.
"Sungguh luar biasa melihat bagaimana mereka tetap tersenyum dan menikmati hari spesial ini meski dalam kondisi yang sulit."
"Ini adalah bukti bahwa cinta bisa mengatasi segala tantangan," ujar Siti.
Acara resepsi berjalan lancar dan penuh kehangatan.
Musik tradisional dan sesekali dangdutan khas Cirebon mengalun indah, mengiringi tarian dan canda tawa para tamu.
Meskipun banjir masih menggenangi sebagian besar di sekitar lokasi resepsi, semangat kebersamaan dan solidaritas warga Jagapura Kulon membuat hari itu menjadi hari yang tidak terlupakan bagi Dewi, Sanjaya, dan semua yang hadir.
Seperti diketahui, hujan deras yang terjadi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon membuat banjir di sejumlah titik.
Informasi yang diterima, banjir sedikitnya terjadi di tiga kecamatan, yakni Gegesik, Arjawinangun dan Susukan.
Tak hanya rumah, banjir juga menggenangi jalur provinsi penghubung Cirebon dan Indramayu di Jalan Raya Gegesik, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, di mana ketinggian air di jalan tersebut mencapai 30 centimeter pada Minggu (7/7/2024) siang.
Akibatnya, aktivitas warga terganggu karena terhambat oleh genangan air.
Dari pantauan, meski terjadi banjir terdapat sejumlah pengendara roda dua nekat menerobos genangan air.
Akibatnya banyak kendaraan yang mogok akibat terendam banjir.
Menurut Hanuris, salah satu warga Jagapura Wetan, banjir yang menggenangi jalan Provinsi tersebut terjadi akibat jebolnya tanggul sungai Songket.
"Banjirnya dari jam 16.00 WIB (Sabtu sore), tapi tingginya air itu jam 1.00 WIB (Minggu dini hari) ini banjir akibat tanggulnya jebol jadi airnya meluap," ujar Hanuris, pada Minggu (7/7/2024).
Ia juga menjelaskan, bahwa ketinggian air di kawasan Jagapura bervariasi, mulai dari 30 hingga 50 centimeter.
"Ini jalan Provinsi penghubung Indramayu-Cirebon, ketinggian air di jalan raya ini 30 centimeter, kalau kedalamannya bisa lebih tinggi, setengah meter bisa sampai," ucapnya.
Ia juga menambahkan, bahwa biasanya banjir di jalan penghubung Cirebon-Indramayu ini hanya terjadi saat hujan turun, namun kali ini banjir belum juga surut.
"Biasanya setelah hujan reda, banjirnya selesai, tapi ini belum surut."
Baca juga: Banjir Rendam Jalan Penghubung Cirebon-Indramayu, Aktivitas Warga Terganggu
"Ada tiga desa di sini yang terdampak, yaitu Jagapura Wetan, Jagapura Kulon dan Jagapura Kidul," jelas dia.
Banjir ini telah mengganggu aktivitas sehari-hari warga, terutama bagi mereka yang bergantung pada jalan tersebut sebagai jalur utama.
Warga berharap pihak terkait segera mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan ini.
Daftar Nama Korban Tewas Tabrakan Maut di Tegalgubug Cirebon, Terjepit di Kendaraan |
![]() |
---|
Kronologi Tabrakan Horor di Tegalgubug Cirebon 1 Orang Tewas di Tempat, Sopir Truk Diduga Ngantuk |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Kecelakaan Maut di Pantura Cirebon 1 Orang Tewas: Truk Tronton Oleng Seruduk Minibus |
![]() |
---|
Suami & Kakak Mantan Staf Bank Jadi Tersangka TPPU Cirebon, Diduga Cuci Uang Korupsi Rp24,6 Miliar |
![]() |
---|
Tak Semudah Membalik Telapak Tangan, Farhan Temukan Kendala Tangani Masalah Banjir di Rancasari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.