Berita Viral
Viral Video Anak Hendak Jemput Ayah Pulang Haji Dibentak Sopir Ojol di Bandung, Dituduh Taksi Online
Sebuah video menayangkan sekeluarga dicegat sopir ojek online (ojol) ketika hendak menjemput jemaah haji beredar viral di media sosial.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video menayangkan sekeluarga dicegat sopir ojek online (ojol) ketika hendak menjemput jemaah haji beredar viral di media sosial.
Video tersebut dibagikan oleh akun TikTok @clinopheelz.
Dalam unggahannya, terlihat video itu diambil dari dalam mobil kursi belakang.
Pengunggah merupakan anak yang hendak menjemput ayahnya pulang haji menggunakan mobil pribadi.
Tetapi, ia bersama ibu dan adiknya duduk di kursi belakang dan mengosongkan kursi penumpang di depan sehingga terlihat seperti taksi online.
Mobil yang dikendarai perekam video tersebut dicegat oleh sekumpulan sopir ojol yang tengah berdemo di depan Gedung Sate, Kota Bandung.
"Saya bukan (taksi) online, astagfirullah," ucap seorang perempuan di dalam mobil.
Tetapi, sopir ojol itu kembali bertanya.
Baca juga: Viral Video Kakek Nenek dari Purwakarta Hendak Jenguk Cucu di Cantilan Diantar Polisi, Ini Kisahnya
"Ini (taksi) online bu?" tanya seorang sopir ojol.
"Bukan, mau jemput bapak," jawab perempuan lainnya di dalam mobil.
Seorang sopir ojol lainnya pun menantang satu keluarga itu untuk membuktikan perkataannya.
Mereka pun tidak takut karena memang menggunakan kendaraan pribadi.
"Bapa demi Allah demi Rasulullah demi mati," ucap perekam video.
Kemudian, sopir ojol tersebut membentak satu keluarga di dalam mobil itu.
Beberapa sopir ojol terdengar meminta rekan-rekannya untuk membiarkan keluarga itu melintas.
Tetapi, beberapa sopir ojol meminta agar sopir mobil itu menunjukkan ponselnya sebagai bukti.
Percekcokan antara keluarga itu dengan para sopir ojol pun berlangsung beberapa saat.
Sementara itu, dalam keterangan unggahannya, pengunggah bercerita bahwa ia memang hendak menjemput ayahnya yang baru saja pulang haji.
"Nitip di tiktok kejadian hari ini, posisinya mau jemput babeh pulang haji pake mobil pribadi, tapi posisi duduknya aku, ibu, sama adek di belakang dan supir aku didepan sendiri," tuturnya.
"Keliatan orang emang kaya lagi pake taxol kaliya padahal bukan, dan pas di daerah Gedung Sate ternyata lagi ada demo ojol terus mobil aku disetop dan dikeroyok masal mamang ojol ampe mobil dirusak," tambahnya.
Menurut pengunggah, dirinya telah menjelaskan berkali-kali bahwa kendaraannya itu bukan taksi online. Tetapi, para sopir ojol itu tidak percaya.
"Udah ngomong bukan taxol tetap aja pada ngeyel dan makin emosi merekanya, mau ngajak ngobrol baik-baik tetep aja pada pake urat ngomongnya duh sedihnya," ucapnya.
Baca juga: Driver Ojol Keluhkan Penyesuain Tarif, Haru Suandharu: Perlu Ada Regulasi Penuhi Hak Pengendara
"Dan ini beneran mobil pribadiku kok ada skrg juga di garasi rumahku," pungkasnya.
Demo Ojol di Bandung
Sebelumnya diberitakan, ribuan pengemudi ojek online dan taksi online menduduki Jalan Diponegoro di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (25/6/2024).
Mereka berunjuk rasa, menolak tarif murah yang diberlakukan oleh perusahaan penyedia aplikasi ojek dan taksi online.
Protes tarif murah tersebut tertulis dalam berbagai spanduk dan poster yang mereka bawa dan bentangkan.
Mereka menganggap pemberlakuan tarif murah ini menurunkan pendapatan mereka sebagai mitra aplikasi di tengah sepinya pesanan.
Mereka pun meminta agar pemerintah mendorong perusahaan aplikasi menaikkan tarif tersebut.
Penanggung jawab aksi Yulinda Rambing, mengatakan jika dirinci, pengemudi ojek online hanya menerima Rp1.500 per kilometer dari tarif bawah Rp2.500.
Sedangkan, pengemudi taksi online hanya menerima Rp2.500 per kilometer dari tarif bawah sebesar Rp3.500 saat menerima pesanan.

"Tapi itu belum potongan sampai 30 persen. Jadi pada saat terima bersih oleh driver itu hanya Rp2.500 per kilometer, untuk kendaraan roda empat," kata Yulinda di sela aksinya.
Ia mengatakan besaran tarif tersebut sangat merugikan pengemudi ojek online dan pengemudi taksi online.
Karenanya, pihaknya mendorong pemerintah untuk memanggil pihak aplikator supaya mengikuti tarif yang ditentukan pemerintah.
Yulinda melanjutkan tarif bawah dan tarif atas diberlakukan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 118 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus.
Pihaknya berharap agar pihak aplikasi mengikuti peraturan pemerintah tentang tarif bawah dan tarif atas.
"Yang diharapkan kita tidak neko-neko, minimal aplikator mengikuti aturan pemerintah, tarif Rp3.500. Cuma memang ada tim negosiasi memang tuntutan kita di atas itu, Rp5.000," kata dia.
Menurutnya, pengendara yang mengikuti aksi mencapai 3.000 orang dari 80 komunitas di Bandung.
Semuanya merupakan mitra yang berasal dari berbagai aplikasi seperti Gojek, Grab, In Drive dan Maxim.
Seorang pengemudi ojek online yang telah menjadi mitra salah satu aplikasi sejak 2017, Andri, mengatakan potongan yang diberlakukan oleh penyedia aplikasi sangatlah besar, sekitar 30 persen.
"Pelanggan mengira kitanya yang ambil untung besar. Padahal aplikator yang ambil sampai 30 persenan. Dari ongkos Rp13 ribu, ke driver cuma Rp8 ribu," katanya.
Andri mengatakan hal ini kian membuat suram situasi sepinya orderan akhir-akhir ini.
Ia mengatakan pernah hanya mendapat Rp30 ribu dalam sehari.
Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.
#BeritaViral #ViralLokal
Kronologi Driver Ojol di Jambi Di-Suspend Usai Tagih Konsumen Rp30 Ribu, Banting Setir Jadi Pemulung |
![]() |
---|
Kades di Demak Digerebek Sekamar dengan Istri Orang, 2 Bulan Lalu Didemo, Berikut Fakta-faktanya |
![]() |
---|
Sosok Rosdewi Driver Ojol Jadi Pemulung di Jambi, Di-suspend setelah Viral Tagih Konsumen Rp30 Ribu |
![]() |
---|
Nasib Mujur Ketua RT Gen Z Tolak Uang Dedi Mulyadi, Kini Dapat Dana dari Gibran hingga Kenaikan Gaji |
![]() |
---|
Tampang Motovlog yang Viral Bikin Rekayasa Video Tak Senonoh di Stadion Pakansari, Ungkap Pengakuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.