Soal Tapera, Tetep Abdulatif: Duit yang Kurang Mampu Makin Berkurang, Harusnya Dibantu Bukan Diambil

Tetep menyebutkan jika Tapera  diambil dari mereka yang memiliki pendapatan yang cukup lumayan, dampaknya tidak akan terlalu terasa.

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Kemal Setia Permana
Kolase Istimewa/tangkapan layar
Penolakan Tapera datang dari berbagai kalangan, mulai dari pekerja, legislatif hingga selebritis. 

"Buat mereka yang bisa menyisihkan, tapi kadang-kadang tidak bisa menyisihkan kalau tidak difasilitasi, ya difasilitasi untuk menyisihkan," 

"Lebih bagus lagi, kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan tersebut yang membuatkan rumah untuk mereka, dan mereka menyicil tanpa anggunan. Itu kan lebih bagus. Lebih mudah," 

Dengan begitu, menurut Tetep cicilan tersebut aka terjangkau bagi masyarakat lantaran dibantu pemerintah.

"Kemudian, mereka juga tidak pakai DP, karena DP-nya juga dibantu pemerintah. Jadi kayak BPJS, mereka iuran, tapi dibantu oleh pemerintah biaya yang besarnya," analogi Tetep.

Jika pola BPJS diterapkan pada program mendapatkan rumah bagu masyarakat yang kurang mampu, Tetep menilai akan lebih mempermudah.

Tetep menegaskan bahwa masyarakat yang benar-benar tidak mampu itu justru harus dilindungi dan dibantu negara.

Tinggal bagaimana negara mengambil dari yang mampu untuk disubsidikan kepada mereka yang kurang mampu.

"Justru di situlah peran negara, dan itu berlaku juga kepada perwakilan negara sampai ke tingkat yang paling bawah di kabupaten-kota, termasuk di provinsi," ujar Tetep.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved