Menanti Realisasi Janji Pemkab Indramayu untuk Sopyah yang Tampil Mirip Laki-laki demi Sambung Hidup

Sopyah sangat berharap, janji pemerintah yang hendak membantunya dan memberi modal usaha bisa segera terealisasi.

Tribun Cirebon/ Handhika Rahman
Sopyah (22) warga Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Minggu (19/5/2024) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Pemerintah daerah sudah melakukan kunjungan ke rumah Sopyah (22), perempuan di Kabupaten Indramayu yang terpaksa berpenampilan seperti laki-laki dan adiknya Samsul Ramadan (15).

Sopyah berpenampilan laki-laki demi bisa bekerja untuk menyambung hidup. Pekerjaan apapun dilakukan, termasuk buruh kuli bangunan.

Sopyah sangat berharap, janji pemerintah yang hendak membantunya dan memberi modal usaha bisa segera terealisasi.

Termasuk janji kepada adiknya, Samsul untuk bisa melanjutkan pendidikannya yang terputus di kelas 8 SMP setahun lalu.

Baca juga: Sosok Sopyah Tampil Seperti Laki-laki Demi Jadi Buruh Bangunan di Indramayu, Pernah Tak Makan 3 Hari

Saat ditemui di kediamannya di Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Sopyah baru pulang ngojek.

Sementara sang adik, Samsul, tengah tidak ada di rumah karena berlatih panjat tebing.

Di rumah tersebut mereka tinggal berdua dengan serba keterbatasan. Sang ayah diketahui merantau ke luar kota untuk mengadu nasib.

Sedangkan ibunya sudah meninggal dunia beberapa bulan lalu.

“Lumayan nganter-nganter jadi ojek,” ujar dia, Minggu (19/5/2024).

Sopyah bercerita, sejak kunjungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu pada Selasa (16/5/2024) lalu, belum ada tindak lanjut soal nasib dirinya dan adiknya.

Alasan Samsul, adiknya yang belum kunjung sekolah, disampaikan Sopyah diketahui karena masih menunggu tahun ajaran baru.

Sementara soal modal usaha untuk dirinya, kata Sopyah, ia memahami karena mungkin butuh proses untuk merealisasikan hal tersebut.

Sopyah pun hanya bisa berharap, sembari melakukan berbagai hal yang bisa dikerjakan untuk mendapat pundi-pundi rupiah, dari jadi kuli bangunan, ngojek, dan lain sebagainya.

“Kalau bangunan sekarang lagi sepi, jadi apa saja pak yang dikerjakan,” ujar dia.

Bagi Sopyah yang hidup di ambang batas garis kemiskinan, berwirausaha menjadi impiannya untuk menyambung hidup hari demi harinya bersama sang adik.

Baca juga: Kisah Hidup Menguras Air Mata dari Indramayu, Sopyah Terpaksa Berpenampilan Laki-laki

Sopyah mengaku, jika mendapat modal usaha, ia ingin membuka tempat cuci motor.

Alasannya pun sederhana, yakni untuk bisa mendapat pemasukan setiap harinya.

“Kalau sekarang gak tentu, kadang-kadang dapat uang,” ujar dia.

Sopyah mengaku, dalam sehari, uang yang bisa ia bawa pulang tidak menentu. Ia juga tidak menampik jika dirata-rata uang yang didapatnya hanya cukup untuk makan saja.

Sebagai anak perempuan, Sopyah juga tidak menampik soal kerasnya hidup yang harus ia lalui.

Adiknya, Samsul juga merasakan hal yang sama, kata Sopyah, adiknya selalu ingin pergi ke tempat ayah mereka dengan harapan bisa hidup seperti anak-anak lainnya.

“Bapak lagi di Kalimantan, di sana juga sama susah, makanya saya bilang sudah di sini saja, sabar dulu,” ujar dia.

Baca juga: Kisah Pilu Sopyah Anak Perempuan yang Terpaksa Jadi Kuli Bangunan di Indramayu, Jawa Barat

 

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved