Kisah Sukses Usaha Kerupuk Gurilem Edun di Bandung, Penjualan Makin Luas, Ingin Hidupi Banyak Orang

Bagi warga Kabupaten Bandung, tentu tidak asing dengan nama kerupuk Gurilem Edun yang berbentuk panjang yang rasanya gurih eksis sejak tahun 1979

|
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/PUTRI PUSPITA
Suasana pabrik tempat produksi kerupuk gurilem Edun di Cihamerang, Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (5/4/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bagi warga Kabupaten Bandung, tentu tidak asing dengan nama kerupuk Gurilem Edun.

Kerupuk berbentuk panjang yang rasanya gurih dan pedas ini telah eksis di pasaran sejak tahun 1979 dan masih terus bertahan hingga saat ini.

Kerupuk Gurilem Edun ini juga tentunya menemani masa kecil warga Kabupaten Bandung karena pada tahun tersebut gurilem laku keras di pasaran.

Dibalik nama Gurilem Edun, ada sosok Cucu Kholid yang usianya kini sudah menginjak 70 tahunan dalam merintis usaha gurilem ini.

Melalui sang cucu, Izhari menceritakan awal mula berdirinya Gurilem Edun ini bermula dari sang kakek yang mulai usaha.

Baca juga: Kisah Tukang Goreng Kerupuk Dapat Ejekan karena Profesinya, Videonya Viral, Sukses Jadi Tiktoker

"Awal mulanya kakek nggak langsung jualan gurilem, sempat coba jualan roti, odading, ngejual produk kerupuk orang lain tapi nggak berjalan. Akhirnya mencoba jual gurilem dari modal 5 kilogram aci yang diolah bareng istrinya," ujar Izhari saat ditemui di pabrik Gurilem Edun, di Cihamerang, Banjaran Wetan, Kabupaten Bandung, Jumat (5/4/2024).

Untuk menjual hasil gurilemnya, sang kakek pun menawarkan ke pasar-pasar yang ada di daerah Banjaran dan Dayeuhkolot.

Siapa sangka ternyata gurilem tersebut cukup diminati pelanggan.

Apalagi pada tahun tersebut, kerupuk gurilem sedang disukai oleh masyarakat.

Cucu Kholid, pemilik usaha Gurilem Edun di Cihamerang, Banjaran Wetan, Kabupaten Bandung.
Cucu Kholid, pemilik usaha Gurilem Edun di Cihamerang, Banjaran Wetan, Kabupaten Bandung. (Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati)

Gurilem Edun ini dibuat dalam kemasan plastik kecil, sehingga pelanggan bisa menikmatinya tanpa harus merogoh kocek yang cukup mahal.

Saat ini Gurilem Edun masih dikemas secara tradisional, yaitu dengan plastik yang dijual seharga Rp 500 saja.

Proses memasaknya pun masih dilakukan secara konvensional.

Dimasak dengan cara disangrai dengan pasir dan dikemas dengan bantuan tangan warga Banjaran.

"Waktu awal hanya ada dua pegawai, sekarang sudah bertambah kurang lebih ada 36 pegawai yang membantu dalam proses produksinya," ucap Izhari.

Baca juga: Jabarano Coffee Buka Hingga Sahur, Hadirkan Menu Viral Hingga Oleh-Oleh Nastarano, di-ACC Kang Emil

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved