Viral Video Bahlil Mengejek Sandiaga Uno karena PPP Tak Lolos ke Senayan, Reaksi Sri Mulyani Disorot

Sebuah video memperlihatkan momen Bahlil Lahadalia mengejek Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang gagal lolos ke parlemen beredar viral di medsos.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengejek Menteri Pariwisata Sandiaga Uno di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan tahun 2023 di Istana Negara, Jumat (22/3/2024). 

TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video memperlihatkan momen Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melontarkan ejekan soal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang gagal lolos ke parlemen beredar viral di media sosial.

Salah satu videonya dibagikan oleh akun X @MurtadhaOne1.

"Satu istana ketawa saat bahlil mengejek Sandi karena PPP gagal ke Senayan. Hanya bu SMI yg terlihat menyuruh bahlil mingkem," tertulis dalam cuitan akun tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, video itu diambil ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama anggota Kabinet Indonesia Maju melaporkan surat pemberitahuan (SPT) pajak di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (22/3/2024).

Setelah melaporkan SPT, Presiden Jokowi bersama jajaran kabinetnya pun melakukan sesi foto bersama.

Kemudian, dilanjutkan dengan acara ramah tamah yang juga disaksikan oleh para wartawan.

Saat itulah terjadi momen pergunjingan mengenai PPP yang gagal lolos ke parlemen di Senayan, Jakarta Selatan.

Gunjingan itu dilemparkan oleh Bahlil Lahadalia yang mengaitkan pajak dengan pemilihan umum.

Bahlil menyindir Menteri Pariwisata dan Perekonomian Kreatif sekaligus Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP Sandiaga Uno yang partainya tak lolos ambang batas parlemen 4 persen.

Baca juga: Gerindra Rajai Pileg Jabar, Dedi Mulyadi : Terima Kasih Semoga ke Depan Tidak Ada Lagi Jalan Rusak

Kepada Presiden Jokowi, Bahlil menyatakan bahwa sebenarnya Sandiaga akan membayar pajak dalam jumlah lebih.

Namun, kata Bahlil, hal itu batal dilakukan karena PPP tidak lolos ke DPR RI berdasarkan hasil Pemilu 2024.

"Pak Sandi tadi mau bayar pajak lebih Pak, tapi PPP belum lolos," ujar Bahlil.

Para menteri yang hadir pun spontan tertawa mendengar guyonan Bahlil tersebut.

Kemudian, terlihat Menpar RB Abdullah Azwar Anas yang sempat menyenggol bahu Bahlil.

Sementara, Menkeu Sri Mulyani meminta Bahlil berhati-hati dalam bicara lewat isyarat tangan di depan mulutnya.

Sandiaga Uno yang mendengar candaan itu pun tertawa tipis.

Ia pun langsung menimpali dengan pernyataan "Ditarik lagi ya hahaha," demikian kata Sandiaga sambil tersenyum.

Presiden Jokowi kemudian menengahi candaan itu dengan berkata "Ini (persoalan membayar) pajak lho," kata Jokowi.

Adapun, aksi Sri Mulyani yang memperingatkan Bahlil tersebut kemudian menjadi sorotan warganet di media sosial.

Reaksi Sandiaga Uno

Sementara itu, Sandiaga Uno mengaku tidak tersinggung dengan guyonan Bahlil di hadapan para menteri tersebut.

Pasalnya, kata Sandiaga Uno, Bahlil merupakan sahabat dari kecil.

"Enggak (tersinggung) orang kita temen dari kecil. Jadi pak Presiden juga ketawa terus bilang banyakin doa, pak Sandi. upayanya udah doanya tambahin," katanya, dikutip dari Tribunnews, Jumat.

Baca juga: Soal Kasus Dugaan Penggelembungan Suara, Dedi Mulyadi : Itu Terjadi di Pileg, Bukan di Pilpres

Hasil Pileg 2024

Berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat nasional yang dilakukan KPU RI pada Rabu (20/3/2024) malam, PPP mendapatkan 5.878.777 suara dari total 84 daerah pemilihan (dapil) di 38 provinsi Indonesia.

Ini berarti, PPP hanya meraup 3,87 persen suara dari total 151.796.630 suara sah Pileg 2024.

Jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, PPP meraih 6.323.147 suara atau setara dengan 4,52 persen suara.

Karena itu, PPP mendapat 19 kursi di DPR periode 2019-2024.

Berikut daftar perolehan suara Pileg DPR RI yang telah ditetapkan KPU RI pada Rabu (20/3/2024) malam.  

1. PDI-P: 25.387.279 (16,72 persen)

2. Golkar: 23.208.654 (15,29 persen)

3. Gerindra: 20.071.708 (13,22 persen)

4. PKB: 16.115.655 (10,62 persen)

5. Nasdem: 14.660.516 (9,66 persen)

6. PKS: 12.781.353 (8,42 persen)

7. Demokrat: 11.283.160 (7,43 persen)

8. PAN: 10.984.003 (7,24 persen)

9. PPP: 5.878.777 (3,87 persen)

10. PSI: 4.260.169 (2,806 persen)

11. Perindo: 1.955.154 (1,29 persen)

12. Gelora: 1.281.991 (0,84 persen)

13. Hanura: 1.094.588 (0,72 persen)

14. Buruh: 972.910 (0,64 persen)

15. Ummat: 642.545 (0,42 persen)

16. PBB: 484.486 (0,32 persen)

17. Garuda: 406.883 (0,27 persen)

18. PKN: 326.800 (0,215 persen)

(Tribunjabar.id/Rheina) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny) (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved