Pilu Nisa Gadis Cianjur Terpaksa Putus Sekolah semenjak Terdampak Gempa, Sang Ayah Kesulitan Biaya
Nisa sudah hampir dua tahun tidak bersekolah, kegiatan sehari-harinya Nisa hanya membantu ibunya dan mengurus adik di rumah.
Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi.
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Nisa Siti Nurjanah (17), gadis asal Kampung Awilarangan, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, terpaksa harus putus sekolah setelah keluarganya terdampak gempa bumi 2022 lalu.
Tak hanya itu Nisa dan keluarganya pun kini masih tinggal di hunian sementara (Huntara) berukuran 3x5 meter dipinggir kolam ikan milik warga setempat.
Sebelum keluarganya terdampak gempa, Nisa sempat tercatat sebagai siswa di kelas 7 di SMP IT Mandiri Bersemi Bojong, Kecamatan Karangtengah. Namun ia terpaksa harus pindah ke desa Benjot dengan keluarganya yang bekerja sebagai buruh serabutan.
"Awalnya sekolah, tapi harus pindah ke Desa Benjot karena ikut saya. Belum sempat mengurusi perpindahan sekolah, gempa bumi terjadi dan merusak barang juga kontrakan yang ditinggali," kata Rohman (44) ayah Nisa pada wartawan, Senin (4/3/2024).
Baca juga: Pilu Korban Gempa Bumi di Cianjur, Tenda Pengungsian Kini Terendam Banjir, Makanan Ikut Terendam
Hingga saat ini, lanjut dia, Nisa anak pertamanya itu belum kembali mendaftarkan diri untuk melanjutkan sekolah karena tidak ada biaya.
"Akhirnya Nisa pun putus sekolah. Sehari-hari saya kerja serabutan, tanpa bencana saja ekonomi sudah sulit, ditambah gempa makin sulit," ucapnya.
Ia mengatakan, Nisa sudah hampir dua tahun tidak bersekolah, kegiatan sehari-harinya Nisa hanya membantu ibunya dan mengurus adik di rumah.
"Kalau siang Nisa biasa jaga rumah sambil mengasuh adiknya, sedangkan malam Nisa mengikuti pengajian di musola yang tidak jauh dari Huntap," ucapnya.
Rohman mengatakan, hingga saat ini keluarganya pun tercatat sebagai warga Kampung Karangsari, Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah. Sehingga ia dan keluarganya jarang menerima bantuan dari desa setempat.
"Saya belum sempat mengurusi perpindahan domisili, waktu dulu pas awal-awal gempa bumi kita bisa menerima bantuan dari relawan. Tapi sekarang harus sesuai administrasi makanya kurang," ucapnya.
Baca juga: Ini Penyebab Suara Gemuruh Menyeramkan saat Gempa Bumi di Cianjur, Kata BMKG Jawa Barat
Rohman berharap anak sulungnya tersebut bisa segera kembali bersekolah, karena pendiikan sangat penting untuk keberlangsung masa depan.
"Saya berharap anak-anak ini nantinya bisa mengangkat derajat keluarga. Bagi saya pendidikan untuk Nisa dan si bungsu sangat penting," ujarnya.
Sementara itu Nisa mengungkapkan, dirinya ingin merasakan kembali bersekolah seperti remaja seusianya. Namun ia pun memahami kondisi keluarganya.
"Kalau sekarang masih sekolah sudah kelas 9 SMP, tapi mau gimana lagi kondisi keluarga. Tapi kalau misalkan bisa sekolah lagi saya bercita-cita jadi pengusaha," ucapnya.
BMKG Catat 30 Gempa Susulan Terjadi Usai Gempa Bumi M 4,0 Menggoncang Sukabumi dan Bogor |
![]() |
---|
Cirebon Kini Punya Alarm Gempa Otomatis, Terhubung dengan BMKG, Begini Cara Kerjanya |
![]() |
---|
Nahas, Orang Tua Jaga Warung, Balita di Cianjur Tewas Tenggelam di Kolam Ikan Dekat Rumah |
![]() |
---|
Menengok Simulator Gempa AVS dari Bandung untuk Edukasi Tanggap Bencana Berbasis Kendaraan |
![]() |
---|
BPBD Ingatkan Potensi Gempa Sesar Lembang di Bandung Raya, Bahaya Jika Bangunan Tak Tahan Guncangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.