Tak Seimbang Harga Telur Ayam dan Pakan, Peternak Ayam di Bandung Barat Terancam Bangkrut

Peternak ayam petelur di Kampung Sukamanah, RT 03/01, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terancam bangkrut karena saat

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/HILMAN KAMALUDIN
Peternak ayam petelur di Kampung Sukamanah, RT 03/01, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (23/1/2024). Peternak terancam bangkrut karena saat ini harga pakan terus naik. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Peternak ayam petelur di Kampung Sukamanah, RT 03/01, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terancam bangkrut karena saat ini harga pakan terus naik.

Kondisi tersebut menyebabkan biaya produksi peternak jadi membengkak, sehingga pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran karena disaat harga pakan mahal, justru harga telur murah dan akhirnya peternak defisit.

Seorang peternak, Agus Sopian (62) mengatakan, harga pakan ayam itu saat ini sudah menyentuh Rp 450 ribu per karung atau Rp 8.600 per kilogram, sehingga kondisi tersebut sangat memberatkan peternak ayam petelur.

"Sedangkan harga awal pakan itu Rp 7.500 kilogram, ini jadi keluhan peternak karena harga telur sekarang mulai anjlok jadi hanya Rp 23 ribu per kilogram," ujarnya saat ditemui di Kampung Sukamanah, Selasa (23/1/2024).

Agus sendiri tidak mengetahui secara pasti penyebab kenaikan harga pakan ayam tersebut, tetapi dia mendengar bahwa kondisi itu terjadi karena harga bahan baku pakan seperti jagung dan kedelai juga naik.

Baca juga: Kisah Penjual Ayam Geprek Nemu Jodoh di Pasar Jodoh Indramayu, Rumah Tangga Awet hingga Punya Anak 3

Ia mengatakan, kondisi itu jelas tidak sebanding dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan setiap harinya karena ia biasa menghabiskan pakan sebanyak satu karung yang berisi 50 kilogram untuk 400 ekor ayam.

"Tiap hari saya kasih makan ayam dua kali, dalam satu kali itu menghabiskan 50 kilogram. Saya akhirnya sudah niat mau gulung tikar, soalnya gak seimbang harga telur dan pakan," kata Agus.

Dalam sehari, ia mendapat sebanyak 15 kilogram telur.

Jadi, jika diakumulasikan dengan harga jual telur Rp 23 ribu per kilogram, maka Agus hanya bisa mendapatkan Rp 345 ribu setiap hari.

Sedangkan untuk pakan Rp 400 ribu per hari.

Dengan kondisi itu, Agus berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah bisa mengatasi permasalahan ini karena jika kondisi ini terus dibiarkan, para peternak ayam petelur di KBB akan gulung tikar karena terus rugi.

"Kita ingin harga pakan turun, karena sampai sekarang tidak ada keseimbangan antara harga pakan dan telur. Jadi tolong keluhan saya didengar oleh pemerintah," ujarnya. (*)

Silakan baca artikel Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved