Setelah Sukses “Cari Istri”, Kini Rasyid Serukan “Ningkatin Pendapatan Wargi”

TRIBUNJABAR.ID - BANDUNG – Kurang dari tiga minggu jelang Pileg 2024, 14 Februari mendatang, terjadi perubahan dalam metode kampanye. Khususnya pesan

Istimewa
Setelah Sukses “Cari Istri”, Kini Rasyid Serukan “Ningkatin Pendapatan Wargi” 

TRIBUNJABAR.ID - BANDUNG – Kurang dari tiga minggu jelang Pileg 2024, 14 Februari mendatang, terjadi perubahan dalam metode kampanye. Khususnya pesan yang diusung para Caleg DPR RI. Salah satunya yang dilakukan the rising star, Ketua DPD PAN Kota Bandung, M Rasyid Rajasa. Caleg DPR RI dari PAN Nomor Urut 1 Dapil 1 Jawa Barat (Kota Bandung dan Kota Cimahi) ini mulai menggeser pesan “romansa” yang sebelumnya viral, menjadi program substantif.

Sebagaimana diketahui, sejak Oktober tahun lalu, billboard “Selain Cari Suara, Juga Cari Istri…” menyita perhatian warga Bandung. Tak hanya itu, gimmick tersebut juga menjadi pembicaraan di social media, bahkan diangkat di media nasional.Memasuki Januari 2024, di sejumlah titik kota Bandung, kini terpampang “Misi Aku Utamanya Adalah Ningkatin Pendapatan Wargi…”. Pantauan Redaksi di Jalan Gatot Soebroto, billboard dan baliho tersebut menggantikan narasi yang lama tentang “Cari Istri”.

Ditemui di sela-sela kegiatan Kampanye di kawasan Tamansari, Selasa, 23/1/2024, Rasyid mengatakan bahwa tema-tema dalam baliho-nya memang sudah dipersiapkan sejak awal. “Iya benar, tema Cari Istri kan sudah cukup mengena, sebagai fase awal pengenalan saya ke wargi Bandung dan Cimahi. Mengingat saya new comer, butuh cara kreatif agar mendapat perhatian warga, dari sekian banyak Caleg yang maju”, jelasnya.

Anak bungsu mantan Cawapres 2014, M Hatta Rajasa itu menambahkan, bahwa setelah tahapan pengenalan, publik menginginkan pesan yang lebih jelas. Misalnya apa yang akan dikerjakan untuk membantu warga Bandung dan Cimahi. Oleh karenanya ia kini mendorong tema meningkatkan pendapatan warga, sebagai program prioritas yang akan dikerjakannya saat terpilih nanti.

“Saya melihat, selama dua tahun terakhir bertemu dengan warga, isu utama tak lain soal lapangan kerja. Maka saya sangat ingin bisa membantu masyarakat untuk mendorong lebih banyak kesempatan kerja di masa mendatang”, imbuhnya. Dengan adanya lapangan kerja, maka pendapatan akan meningkat, dan pada gilirannya daya beli juga terdongkrak naik.

Dari sejumlah literatur dijelaskan bahwa kemampuan setiap orang untuk mencukupi kebutuhannya, sangat dipengaruhi dari sejuah mana ketersediaan akses terhadap pekerjaan. Dengan bekerja, maka setiap orang bisa membeli makanan, pakaian, serta kebutuhan lainnya. Termasuk meningkatkan daya beli. Meski begitu, tidak semua warga di Indonesia mendapatkan akses yang sama atas pekerjaan.

Ketatnya persaingan dan tuntutan dunia kerja akan keahlian dan pendidikan, membuat mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Dalam jangka panjang, hal ini akan memicu melebarnya rasio gini (kesenjangan) yang tidak sehat bagi ekonomi secara keseluruhan. “DPR memiliki ruang untuk melakukan pengawasan terhadap program-program pemerataan, sehingga semua kelompok dalam masyarakat, memiliki akses yang relatif sama atas pekerjaan dan pendapatan”, lanjut Rasyid.

Salah satunya yang sudah dilakukan mahasiswa Master SBM ITB itu, dengan mendorong UMKM untuk lebih diperhatikan lagi. Pasalnya, tambah Rasyid, UMKM terbukti mampu menjadi penyelamat saat krisis 1997.

Sebagai pihak yang bergelut di dunia bisnis juga lama menjadi pelaku UMKM, ia memiliki pengalaman yang bisa digunakan untuk membantu pelaku UMKM naik kelas. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) mencatat, Indonesia memiliki 64,19 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada 2021.

Sektor UMKM berkontribusi sebesar 61,97 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional atau Rp8,500 Triliun pada 2020. Sektor ini juga berhasil menyerap 97 persen dari total tenaga kerja Indonesia.

Tak heran, UMKM diandalkan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Namun di saat yang sama, lanjutnya, hasil temuan lapangan di Kota Bandung dan Cimahi, banyak UMKM yang menghadapi kendala akses perbankan hingga kesulitan bertransformasi dengan perubahan market di era digital. Dua tantangan inilah yang akan diperjuangkan oleh PAN dan Rasyid untuk meningkatkan potensi UMKM di masa depan.

Sejauh ini, meskipun belum terpilih, Rasyid sudah melakukan sejumlah pelatihan UMKM di Kota Bandung dan Cimahi bertajuk UMKM “naik kelas”. Dalam arti, bukan hanya seminar selesai sehari, namun setelah itu melakukan pendampingan hingga benar-benar naik kelas. Pendampingan dalam pembukuan, laporan keuangan, digital marketing, hingga packaging. Sejumlah expert ikut mendampingi para pelaku UMKM, sehingga mereka mendapatkan knowledge yang benar, bukan hanya pelatihan biasa.

Lalu setelah baliho “Cari Istri” diganti, apakah Kang Rasyid sudah menemukan tambatan hati di Kota Bandung? “Haha… Ada lah… Nanti ceritanya”, pungkasnya.***

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved