Banjir di Kabupaten Bandung

"Arusnya Deras, Kaya Tsunami," Kata Korban Banjir di Kampung Lamajang, Warga Mengungsi ke Sekolah

Pengungsi korban banjir bandang di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Kiaracondong, Kabupaten Bandung, Kamis (11/1/2024) malam.

|
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
Korban banjir bandang di Kampung Lamajang, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (11/1/2024) masih ada yang terjebak di rumahnya masing-masing. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pengungsi korban banjir bandang di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (11/1/2024) malam, terus bertambah.

Hingga pukul 22.40 WIB pengungsi di SMPN 1 Dayeuhkolot, sementara terdapat 33 KK dengan jiwa sebanyak 84 jiwa dan diprediksi masih akan terus bertambah.

Sebab hingga kini masih banyak korban yang masih berada di luar wilayah SMP, bahkan tim SAR pun masih melakukan evakuasi.

Baca juga: Hingga Malam, Tim SAR Evakuasi Korban Banjir Bandang Akibat Tanggul Sungai Cigede, Dayeuhkolot

Selain di sekolah, korban banjir juga ada yang mengungsi ke rumah- rumah saudaranya, yang ada di daerah Desa Citeurup.

Para pengungsi terlihat masih trauma dengan adanya banjir yang menerjang kampung mereka, seperti halnya Tedi Rustandi (47) yang kini dirinya memilih mengungsi di sekolah dengan kedua anaknya.

Tedi mengatakan, memang di daerah temlat tinggalnya RT 3 RW 17, Kampung Lamajang Peuntas, kerap diterjang banjir, tapi tak sebesar banjir yang sekarang terjadi.

"Sekarang banjirnya besar banget, arusnya deras, kaya tsunami, " kata Tedi, saat ditemui di tempat pengungsian.

Suasana malam permukiman Kampumg Lamajamg, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (11/1/2024) yang masih terendam banjir.
Suasana malam permukiman Kampumg Lamajamg, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (11/1/2024) yang masih terendam banjir. (Tribun Jabar/ Lutfi Ahmad Mauludin)

Tedi mengaku, hingga kini dirinya masih kaget trauma dengan apa yang terjadi.

"Saat kejadian itu panik, kaweur, kaget. Dalam hati yang terpenting bisa menyelamatkan anak saya," kata dia.

Tak terpikirkan untuk menyelamatkan barang-barang kata Tedi saat itu, barang-barangnya semua terendam.

Namun, saat mau menyelamatkan anaknya, dia malahah terbawa arus, dan jaraknya masih jauh untuk menggapai anaknya.

"Untung saya tak terbawa arus, saya mengang pagar dan paku. Dan untungnya tetangga nyebur menyelamatkan anak saya, " kata dia, yang masih terlihat shock.

Para pengendara sepeda motor mendorong motornya yang mogok karena menerjang banjir di Jalan Muhammad Toha Dayeuhkolot menuju Kota Bandung, Jumat (12/1/2024) dini hari.
Para pengendara sepeda motor mendorong motornya yang mogok karena menerjang banjir di Jalan Muhammad Toha Dayeuhkolot menuju Kota Bandung, Jumat (12/1/2024) dini hari. (Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin)

Anaknya, kata Tedi, dibawa tetangganya yang memiliki rumah dua lantai.

"Setelah diselamatkan ke rumah tetangga, sekitar jam sepuluh (malam) dievakuasi tim SAR, " katanya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved