Gempa di Sumedang

BREAKING NEWS Malam Ini Gempa Kembali Guncang Sumedang, Episentrumnya 20 KM dari Jatinangor

Yanuar (35), warga berdomisili di Desa Cigendel, Kecamatan Pamulihan mengaku meraskan getaran gempa itu meski kecil. 

|
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
bmkg
Gempa bumi kembali mengguncang Kabupaten Sumedang, Rabu (10/1/2024), sekitar pukul 20.17 WIB.  

TRIBUJABAR.ID, SUMEDANG - Gempa bumi kembali mengguncang Kabupaten Sumedang, Rabu (10/1/2024), sekitar pukul 20.17 WIB. 

Kekuatan gempa bumi ini 2,9 Skala Magnitudo dan berpusat di kedalaman 10 kilometer dengan jarak 20 kilometer dari Jatinangor. 

Gempa bumi telah terjadi di Sumedang sejak Minggu (31/12/2023) dengan kekuatan 4,8 magnitudo dan terus terjadi gempa susulan.

Terakhir, eskalasinya mengecil hingga 1 magnitudo. 

Malam ini, gempa kekuatannya meningkat lagi. 

Yanuar (35), warga berdomisili di Desa Cigendel, Kecamatan Pamulihan mengaku meraskan getaran gempa itu meski kecil. 

Ratusan pasien di RSUD Sumedang menghambur ke jalan di Kecamatan Sumedang Utara, Minggu (31/12/2023) malam.
Ratusan pasien di RSUD Sumedang menghambur ke jalan di Kecamatan Sumedang Utara, Minggu (31/12/2023) malam. (TRIBUNJABAR.ID/KIKI ANDRIANA)

Dia mengaku tidak terlalu panik karena beberapa kali kejadian gempa telah membuatnya sedikit terbiasa. 

"Terasa sedikit, itu juga dipastikan dengan melihat lampu bergoyang atau tidak," kata Yanuar. 

Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk saat ini tetap pada keputusan bahwa masa Tanggap Darurat Gempa telah berakhir. Status yang ditetapkan pada 1-7 Januari 2024 itu berakhir.

Pada tanggal 8 Januari 2024, Pemkab Sumedang memasuki masa transisi untuk rehabilitasi bangunan rusak. 

Namun, Penjabat Bupati Sumedang terus memperbaharui informasi terkait kegempaan yang diteliti Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Sumedang.

Dengan demikian, suatu saat status Tanggap Darurat Gempa bisa diterapkan kembali. 

Dengan syarat, eskalasi gempa di Sumedang meningkat. Sejauh ini, eskalasi menurun, baik dari sisi intensitas gempa, kedalaman pusat gempa, dan kekuatan gempa. 

"Berdasarkan analisis, magnitudo semakin kecil. Disimpulkan dalam koridor aman."

"Maka kami sudah mengakhiri (status tanggap darurat). Itu pun hasil rapat dengan Forkopimda, Dan kita masuk fase transisi menuju pemulihan," kata Herman di Sumedang, Selasa (9/1/2024).(*)

Penyebab Gempa Sumedang Versi BMKG

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menyebut gempa Sumedang terjadi sebagai pengulangan gempa pada 1955. 

Daryono mengatakan itu dalam webinar "Kupas Tuntas Gempa Sumedang M 4,8 pada 31 Desember 2023", yang digelar Kamis (11/1/2024). 

Daryono mengatakan, dalam ilmu kebumian, khususnya gempa bumi, ada yang disebut return period. 

"Diduga perulangan gempa pada 14 Agustus 1955. Return period, periode ulang gempa," kata Daryono.  

Gempa Sumedang merupakan jenis gempa dangkal. Semua pelepasan energi terkonsentrasi pada daerah lokal. 

Gempa terjadi di tanah yang lunak, sehingga memperbesar amplifikasi dan dampak. 

Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin (kemeja putih menghadap kamera), saat meninjau rumah rusak akibat gempa bumi di Sumedang, Rabu (3/1/2024).
Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin (kemeja putih menghadap kamera), saat meninjau rumah rusak akibat gempa bumi di Sumedang, Rabu (3/1/2024). (Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam)

Sebelumnya, di Kota Sumedang, tidak ada yang mencolok akan potensi gempa. Namun hal itu ternyata memendam potensi merusak. 

Sama halnya seperti gempa Kalatoa di Flores tahun 2021, gempa Talamau tahun 2022, gempa Probolinggo tahun 2022. 

"Semuanya terjadi di zona seismis rendah," kata Daryono. 

Baca juga: Gempa di Sumedang Berasal dari Sesar Sumedang, Dosen Teknik Geologi Unpad Sebut Soal Definisi Ini

Maka, kata Daryono, meski tinggal pada zona rendah gempa, mitigasi gempa bumi sangatlah penting. 

"Ini memberi pesan bahwa kita tidak boleh mengabaikan setiap gempa. Penting juga untuk mengetahui sejarah gempa pada suatu tempat, sebab gempa akan kembali menghampiri tempat kita anggap aman karena ketidaktahuan kita atas sejarah gempa di tempat itu," katanya. (*)

 

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Sumedang, Kiki Andriana 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved