Kereta Api Tabrakan di Cicalengka

''Allahu Akbar!'' Detik-detik Kecelakaan Kereta Api di Cicalengka Terekam Kamera, Panik dan Bingung

Terdengar pula teriakan hingga tangisan lain dari penumpang yang syok saat kecelakaan terjadi.

TRIBUNJABAR.ID/GANI KURNIAWAN
Petugas membawa kantung berisi jenazah korban tabrakan kereta api (KA) Turangga dan KA Lokal Bandung Raya di Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024). Tabrakan dua kereta api yang terjadi sekitar pukul 06.03 WIB tersebut mengakibatkan tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. 

Karenanya, ketika peristiwa itu terjadi, ia terbilang yang pertama sampai ke titik kereta bertabrakan.

Roma mengaku belum pernah terjadi sebelumnya tabrakan kereta api di Cicalengka.

Adapun Elis bersama Sofyah, warga yang rumahnya juga dekat dengan lokasi kecelakaan tabrakan KA itu mengaku sebelum terjadinya tabrakan adu banteng itu mereka sempat mendengar seperti suara ban meletus. 

Baca juga: Saat Takziah, Bupati Bandung Mendoakan Korban Tabrakan Kereta Api Husnul Khatimah

"Tadi saya sedang berada di luar rumah dan mendengar seperti suara ban meletus. Saya melihat penumpang dari KA Turangga 65A berhamburan dan meloncat ke bagian kanan juga kiri," katanya.

Dia pun mengaku sempat melihat di lokasi kejadian seperti daun-daun beterbangan.

"Penumpang pada turun. Saya kaget banget. Baru kali ini ada kejadian dekat rumah. Tadi juga banyak penumpang yang saya suruh istirahat sebentar di rumah," katanya. 

Akibat kecelakaan itu, empat orang meninggal, dan 42 orang luka-luka.

"Korban yang luka tersebut sudah dievakuasi ke RSUD Cicalengka dan beberapa puskesmas,” ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo. Ada pula yang dibawa ke RS AMC Cileunyi.

Hingga Jumat siang, dari empat korban meninggal, baru tiga yang berhasil dievakuasi, yakni masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Julian Dwi Setiono; asisten masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Ponisa; dan  pramugara KA Turangga, Andrian (22).

Korban keempat yang meninggal, petugas PAM Stasiun Cimekar, Enjang Yudi, baru berhasil dievakuasi menjelang magrib, pukul 17.25 WIB. 

Ibrahim mengatakan, seluruh rangkaian gerbong telah mereka sisir. Enjang menjadi korban terakhir yang dievakuasi.

Ibrahim mengatakan, evakuasi korban terakhir memakan waktu lama karena di tempat kejadian perkara terjadi penumpukan material dari kecelakaan kereta api.

"Tim sulit mengakses posisi korban karena tertutup material yang keras," ujarnya.

Tim sudah melakukan pemotongan dengan menggunakan alat tapi tidak berhasil.

"Akhirnya diambil langkah penarikan gerbong di ujung agar ada renggangan. Alhamdulillah penarikan berhasil walau cukup lama. Gerbong ditarik dari dua sisi sehingga petugas dapat akses masuk, " katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved