Pemkab Purwakarta Kejar Penurunan Angka Stunting, Norman: Targetnya 2024 Turun hingga 14 Persen

Untuk menekan angka stunting ini pekerjaan pemerintah memang masih berat di 2024 nanti. Prevalensi stunting masih di angka 21,8 persen.

|
Penulis: Deanza Falevi | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Deanza Falevi
Sekda Kabupaten Purwakarta, Norman Nugraha saat memberikan bantuan stunting terhadap masyarakat di Desa/Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta pada Kamis (28/12/2023). 

"Mari kita bersama-sama merempug masalah stunting ini, karena target penurunannya cukup besar sampai 7 persen. Kalau tahun depan tak sesuai target, minimalnya angka prevalensi di kita bisa turun," ujar Norman.

Adapun prinsip pencegahan stunting ini, lanjut Norman, meliputi, pencegahan primer yakni setiap satu bulan sekali bayi dan balita ditimbang ke posyandu. Perhatikan asupan ASI/MPASI dan makanan keluarga yang berbasis protein hewani.

Kemudian, pencegahan sekunder. Jika ada balita yang stunting segera dibawa ke dokter di puskesmas. Tujuannya, mendeteksi apakah balita itu memiliki penyakit bawaan atau tidak.

"Jika sudah ke pencegahan sekunder, berarti akan diketahui apakah balita itu kategorinya kurang gizi atau gizi buruk. Di bagian ini akan disarankan untuk terapi nutrisi," jelas Norman.

Kemudian, pencegahan ketiga yakni pencegahan dokter spesialis anak di RSUD. Jika sudah masuk kategori ini, maka perlakuan terhadap bayi dan balitanya akan beerbeda. Sesuai prosedur yang berlaku.

Pihaknya berharap, dengan semua pihak bergandengan tangan dan selaras untuk sama-sama menurunkan prevalensi stunting. Serta, mencegah munculnya kasus baru.

Sementara itu, Corporate Secretary EWINDO, Faisal Reza menuturkan, selama ini perusahaannya turun andil dalam penanganan stunting. Salah satu upayanya, dengan mendorong minat masyarakat supaya gemar mengonsumsi sayuran.

"Selain itu, kami juga turut membantu masyarakat untuk mengembangkan jenis sayuran yang mudah ditanam. Kami dukung dari sisi pendampingan, bantuan penyediaan benih, penyuluhan dan sebagai pemanduan dalam perbenihan juga terkait konsep Urban Farming," ujar Faisal.

Baca juga: Pemerintah dan Relawan Keroyokan Turunkan Angka stunting, Termasuk lewat Bantuan Sosial

Menurut Faisal, selama ini masyarakat Indonesia masih terlalu fokus dengan asupan karbohidrat. Padahal, kandungan nutrisi dari sayuran juga sangat diperlukan untuk asupan makanan. Untuk itu, hal ini masih perlu diperkenalkan kepada masyarakat.

"Apalagi, secara fakta tingkat konsumsi sayuran di Indonesia itu salah satu yang paling rendah di dunia," jelas dia.

Dengan begitu, perusahaannya mempunyai keinginan agar konsumsi sayuran di masyarakat Indonesia ini bisa meningkat. Ini juga menjadi bagian dari ikhtiar jajarannya untuk menekan angka stunting melalui pemenuhan nutrisi yang bersumber dari sayuran.

"Upaya kami, lebih kepada mengajak masyarakat untuk kembali gemar berocok tanam. Tak perlu lahan luas, karena bisa dengan menggunakan konsep urban farming. Dan kita juga bantu edukasi bagaimana cara menanam sayuran yang murah yang mudah melalui yang kita sebut dengan Urban farming tidak membutuhkan lahan yang besar," ucapnya.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved