Gempa Bumi di Sukabumi

Analisis PVMBG Soal Gempa di Bogor-Sukabumi, Pusat Gempa di Darat, Status Gunung Salak Masih Normal

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Badan Geologi merilis analisis kejadian gempa bumi yang terjadi di Bogor dan Sukabumi, Kam

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/ Muhamad Syarif Abdussalam
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin bertemu dengan para pakar dan peneliti dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Kantor Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/12/2023). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Badan Geologi merilis analisis kejadian gempa bumi yang terjadi di Bogor dan Sukabumi, Kamis (14/12/2023). 

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

Baca juga: 137 Rumah di Desa Cipeuteuy Sukabumi Rusak akibat Gempa Bumi Gunung Salak

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi," katanya.

Ia mengatakan bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD setempat. Hindari tempat mengungsi pada sisi lereng.

"Bangunan di Kabupaten Sukabumi dan Bogor harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," katanya.

Oleh karena wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor tergolong rawan gempa bumi terutama yang bersumber dari sesar aktif di darat, ujarnya, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.

"Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan Likuefaksi," ujarnya.

Rumah yang dindingnya roboh dampak gempa bumi 4,6 SM di Sukabumi, Kamis (14/12/2023) pagi.
Rumah yang dindingnya roboh dampak gempa bumi 4,6 SM di Sukabumi, Kamis (14/12/2023) pagi. (instagram@bmkg)

"Apabila terjadi retakan tanah harus segera ditutup agar air tidak meresap yang dapat berkembang menjadi bidang gelincir gerakan tanah," katanya.

Adapun mengenai kabar peningkatan kewaspadaan bagi masyarakat di sekitar Gunung Salak setelah gempa ini terjadi, melalui laman magma.esdm.go.id, PVMBG menyatakan Gunung Salak masih berstatus Level I atau normal.

Pada 13 Desember 2023, periode 00:00-24:00 WIB, Gunung Api Salak merekam 6 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 10-14 mm, S-P 5-7 detik dan lama gempa 23-39 detik.

Baca juga: Sejumlah Bangunan Rusak Dampak Gempa Sukabumi Tadi Pagi, Ada yang Dindingnya Roboh

Kemudian 4 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 20-24 mm, S-P 11-13 detik dan lama gempa 42-107 detik.

PVMBG pun meminta masyarakat di sekitaran Gunungapi Salak dan para pengunjung/wisatawan, untik tidak diperbolehkan mendekati Kawah (Kawah Ratu, Kawah Hirup, Kawah Paeh), apalagi di musim hujan. (*)

Silakan baca artikel Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved