Gempa Bumi di Sukabumi

Analisis PVMBG Soal Gempa di Bogor-Sukabumi, Pusat Gempa di Darat, Status Gunung Salak Masih Normal

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Badan Geologi merilis analisis kejadian gempa bumi yang terjadi di Bogor dan Sukabumi, Kam

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/ Muhamad Syarif Abdussalam
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin bertemu dengan para pakar dan peneliti dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Kantor Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/12/2023). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Badan Geologi merilis analisis kejadian gempa bumi yang terjadi di Bogor dan Sukabumi, Kamis (14/12/2023). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Badan Geologi merilis analisis kejadian gempa bumi yang terjadi di Bogor dan Sukabumi, Kamis (14/12/2023).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi yang terjadi Kamis (14/12/2023) pukul 06:35:12 WIB memiliki pusat gempa di darat pada koordinat 106,53 BT dan 6,76 LS, berjarak sekitar 35,3 km barat daya Kota Bogor atau 25,5 km utara Palabuhanratu di Sukabumi, dengan magnitudo M 4,6 pada kedalaman 5 km.

Adapun stasiun USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman tidak mencatat kejadian gempa bumi tersebut.

Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, mengatakan lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

Morfologi wilayah terdekat dengan lokasi pusat gempa bumi pada umumnya berupa dataran bergelombang, setempat lembah, dan perbukitan bergelombang hingga terjal.

Menurut data Badan Geologi, katanya, daerah terdampak guncangan gempa bumi tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C).

Baca juga: Dandim Kab Sukabumi Kunjungi Bocah SD Tertimpa Plafon saat Gempa Gunung Salak, Begini Kondisinya

Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lapili, tuff) hasil erupsi gunung api.

Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.

Endapan Kuarter tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif yang terletak di sekitar lokasi pusat gempa bumi. Enam hari sebelumnya di sekitar daerah ini juga terlanda kejadian gempa bumi merusak dengan magnitudo (M4,0) dan kedalaman 5 km," katanya melalui siaram digital, Kamis (14/12/2023).

Sejumlah rumah warga rusak parah akibat gempa bumi di Kaki Gunung Salak, tepatnya di Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jumat (8/12/2023).
Sejumlah rumah warga rusak parah akibat gempa bumi di Kaki Gunung Salak, tepatnya di Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jumat (8/12/2023). (Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin)

Menurut informasi dari BPBD Kabupaten Sukabumi dan BPBD Kabupaten Bogor, kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan terjadinya bencana berupa kerusakan sejumlah rumah penduduk di Kabupaten Bogor (Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung dan Ciampea) dan di Kabupaten Sukabumi (Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Kadudampit dan Cikembar).

Guncangan gempa bumi di sekitar lokasi pusat gempa bumi diperkirakan pada skala IV MMI (Modified Mercalli Intensity).

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi dan menengah.

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

Baca juga: 137 Rumah di Desa Cipeuteuy Sukabumi Rusak akibat Gempa Bumi Gunung Salak

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi," katanya.

Ia mengatakan bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD setempat. Hindari tempat mengungsi pada sisi lereng.

"Bangunan di Kabupaten Sukabumi dan Bogor harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," katanya.

Oleh karena wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor tergolong rawan gempa bumi terutama yang bersumber dari sesar aktif di darat, ujarnya, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.

"Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan Likuefaksi," ujarnya.

Rumah yang dindingnya roboh dampak gempa bumi 4,6 SM di Sukabumi, Kamis (14/12/2023) pagi.
Rumah yang dindingnya roboh dampak gempa bumi 4,6 SM di Sukabumi, Kamis (14/12/2023) pagi. (instagram@bmkg)

"Apabila terjadi retakan tanah harus segera ditutup agar air tidak meresap yang dapat berkembang menjadi bidang gelincir gerakan tanah," katanya.

Adapun mengenai kabar peningkatan kewaspadaan bagi masyarakat di sekitar Gunung Salak setelah gempa ini terjadi, melalui laman magma.esdm.go.id, PVMBG menyatakan Gunung Salak masih berstatus Level I atau normal.

Pada 13 Desember 2023, periode 00:00-24:00 WIB, Gunung Api Salak merekam 6 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 10-14 mm, S-P 5-7 detik dan lama gempa 23-39 detik.

Baca juga: Sejumlah Bangunan Rusak Dampak Gempa Sukabumi Tadi Pagi, Ada yang Dindingnya Roboh

Kemudian 4 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 20-24 mm, S-P 11-13 detik dan lama gempa 42-107 detik.

PVMBG pun meminta masyarakat di sekitaran Gunungapi Salak dan para pengunjung/wisatawan, untik tidak diperbolehkan mendekati Kawah (Kawah Ratu, Kawah Hirup, Kawah Paeh), apalagi di musim hujan. (*)

Silakan baca artikel Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved