Sosok KH Abdul Chalim yang Dianugerahi Pahlawan Nasional di Mata Keluarga, Sederhana dan Penyayang
Cucu KH Abdul Chalim, Ade Toyibah, mengatakan, di mata keluarga ulama tersebut dikenal sebagai komunikator NU, itu, merupakan sosok ssderhan, dan peny
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawam Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - KH Abdul Chalim, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal Kabupaten Majalengka mendapatkan anugerah gelar pahlawan nasional pada momen Hari Pahlawan 2023.
Karenanya, Kabupaten Majalengka bakal memiliki dua pahlawan nasional yang namanya sama tetapi ejaannya berbeda, yakni KH Abdul Chalim, dan KH Abdul Halim, pendiri PUI yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional sejak 2008.
Cucu KH Abdul Chalim, Ade Toyibah, mengatakan, di mata keluarga ulama kelahiran Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, yang dikenal sebagai komunikator NU, itu, merupakan sosok ssderhan, dan penyayang.
Bahkan, menurut dia, saking penyayangnya setiap anak maupun cucu kerap mengaku kepada anggota keluarga yang lain sebagai sosok yang paling disayang oleh KH Abdul Chalim.
"Anak dan cucunya mengaku paling disayang, padahal pada dasarnya Abah (KH Abdul Chalim) memang penyayang serta perhatian ke semuanya," ujar Ade Toyibah saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Kamis (9/11/2023).

Wanita kelahiran 1974 tersebut mengakui tidak bertemu secara langsung dengan KH Abdul Chalim yang berpulang pada 1972, tetapi kerap mendengar ceritanya dari saudara-saudaranya.
Selain itu, dari penuturan paman dan bibinya sosok KH Abdul Chalim yang aktif berjuang melawan penjajah, hingga kerap berpindah-pindah kota pun tak melupakan keluarganya di Majalengka.
"Abah sering bolak-balik ke Majalengka dari Surabaya, Semarang, Cirebon, dan lainnya, bahkan sempat mengajak anak-anaknya ikut berkeliling ke berbagai daerah juga," kata Ade Toyibah.
Ia menyampaikan, di tiap daerah yang disinggahi KH Abdul Chalim kerap mendirikan lembaga pendidikan atau sekolah sebagai sarana untuk mencerdaskan bangsa dan menanamkan jiwa patriot kepada anak muda.
"Di akhir masa perjuangannya, Abah dibilang 'cuma kamu yang tidak memiliki pesantren,' sehingga pulang ke Leuwimunding, dan mendirikan lembaga pendidikan di sini," ujar Ade Toyibah.
Ia mengatakan, KH Abdul Chalim juga merupakan sosok yang sederhana, dan sangat menyukai berjalan kaki ke mana pun, bahkan sifat tersebut menurun ke anak-anaknya.

"Ibu saya pernah jalan kaki dari Leuwimunding, Majalengka, untuk berziarah ke Pamijahan, Tasikmalaya, itu katanya menurun dari Abah Chalim," kata Ade Toyibah. (*)
Bupati Eman Perintahkan Kadis Cek Pasar Setelah Pedagang Ayam Majalengka Keluhkan Program MBG |
![]() |
---|
Harga Kebutuhan di Majalengka Meroket, Bukan Hanya Ayam yang Naik, Cabai Kini Tembus Rp 60 Ribu |
![]() |
---|
Harga Daging Ayam di Majalengka Meroket, Tembus Rp47 Ribu Per Kg, Harga Ayam Kampung Malah Stabil |
![]() |
---|
Bupati Majalengka Eman Ajak Warga Berani Laporkan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak |
![]() |
---|
BPC Hipmi Gelar Hiphoria Fest, Ruang Ekosistem Kreatif Majalengka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.