Tempat Kuliner di Sumedang
Manis Gurih Sate Ayam Cak Achmad asal Madura, 20 Tahun Hadir untuk Warga Tanjungsari Sumedang
Selain sekadar gerobak, Cak Achmad juga menyediakan bangku-bangku untuk pembeli menyantap sajian satenya.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Asap arang batok menyebar ke sekitar gerobak sate Cak Achmad.
Wangi daging ayam terbakar membangkitkan selera makan malam siapa pun yang menghirupnya.
Di gerobak itu, Achmad Rudi (50), warga Desa During Timur, Kecamatan Ponang, Madura, Jawa Timur, telah lebih dari 20 tahun hadir untuk kemudahan warga Tanjungsari mendapatkan sate.
Ia mangkal di sekitar Pasar Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
Selain sekadar gerobak, Cak Achmad juga menyediakan bangku-bangku untuk pembeli menyantap sajian satenya.
Batas antara tempat makan dengan dunia luar adalah helaian spanduk-spanduk bertuliskan "Sate Madura" yang dipasang mengelilingi area itu.
"O, iya, di sini yang paling laku sate ayam. Memang sekarang ini sedang lesu jadi sehari hanya habis 10 kilogram daging ayam," kata Achmad kepada TribunJabar.id, Jumat (20/10/2023) malam.
Dia juga menyediakan sate kambing dan sapi. Namun stoknya tidak sebanyak sate ayam.
Kedua jenis daging itu paling tidak hanya disediakannya sekilogram per hari.
Sebagai ukuran, 10 kilogram daging ayam bisa dijadikan 700-750 tusuk sate.
Dalam pembuatan sate ini, Achmad dibantu istrinya.
Menurutnya, kerja yang paling memakan waktu adalah memotong daging dan menusuknya dengan tusukan bambu hingga menjadi sate.
"Sepuluh kilogram bisa lima jam kalau dikerjakan sendiri," kata Achmad.
Di gerobaknya, sate yang satu tusuknya Rp1.700 itu dilumuri kecap sebelum dibakar di atas panggangan berbara batok kelapa.
Batok kelapa memang lebih mahal harganya, tetapi punya keunggulan lebih awet saat dibakar dan lebih wangi dibandingkan arang berbahan dasar kayu-kayuan.
Tidak perlu waktu lama untuk sate-sate itu menjadi matang.
Dengan tangan kiri yang piawai membolak-balik sate dan tangan kanan mengibaskan kipas bambu, hanya lima menit sate matang.
Sate manis gurih yang telah matang ini siap diberi bumbu kacang.
Untuk pesanan dibungkus, Cak Achmad akan telebih dahulu menyiapkan bungkus lalu menuangkan dua cidukan bumbu ke atasnya. Bumbu itu diberi kecap lalu diaduk.
Jika dirasa kurang untuk bumbu seporsi, saus kacang itu ditambahkannya lagi, lalu ditambahkan kembali kecap manis di atasnya. Diaduk lagi.
Setelahnya, segenggam sate ditaruh di atasnya, diguling-guling agar saus kacang merata. Lalu dibungkus dengan penyematan hekter di ujungnya agar bungkus tidak terkelupas. (*)
Nikmatnya Nyeruput Kopi di Ketinggian Alam Sumedang, Udara Sejuk dengan Pemandangan yang Bikin Betah |
![]() |
---|
Empuknya Mi Yamin dan Bakso Pak Amin di Jatinangor Sumedang, Pas di Lidah, Harga Bersahabat |
![]() |
---|
Rekomendasi Tempat Makan Kupat Tahu Enak di Jatinangor Sumedang, Berasnya Kualitas Satu |
![]() |
---|
Bolu Aren yang Legit, Jadi Primadona Oleh-oleh Khas Sumedang Hasil Inovasi Mahasiswi Magister Unpad |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.