Kasus Subang Terungkap

Kasus Subang, Mbak Rara Sebut Pembunuh Tuti dan Amalia Sebenarnya Nenek-nenek yang Sudah Meninggal

Rara Istiati Wulandari atau Mbak Rara adalah perempuan yang populer saat menjadi pawang hujan di sirkuit Mandalika pada MotoGP 2022.

|
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Ahya Nurdin
Rara Istiati Wulandari yang dikenal sebagai pawang hujan Moto GP Mandalika mendatangi lokasi tempat kejadian perkara di Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Kamis(18/10/2023). . 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Kasus pembunuhan ibu dan anak di subang yang mulai  terungkap sejak Selasa(17/10/2023) terus menjadi sorotan publik.

Tidak hanya warga biasa, Rara Istiati Wulandari juga mendatangi TKP kasus Subang di Ciseuti Desa Jalancagak Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, , Kamis(19/10/2023) 

Rara Istiati Wulandari atau Mbak Rara adalah perempuan yang populer saat menjadi pawang hujan di sirkuit Mandalika pada MotoGP 2022.

Datang ke TKP, Rara Indigo panggilannya, langsung melakukan ritual di halaman rumah  yang menjadi saksi bisu kekejaman para pelaku menghabisi nyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu dengan keji dan mayatnya disimpan di Bagasi Mobil Alphard pada 18 Agustus 2021 silam.

Dalam ritualnya, Rara Indigo menggunakan tradisi Cina. Ia membakar dupa yang berjumlah ganjil.

Setelah melakukan ritual di TKP Rara langsung berziarah ke Tempat Pemakaman Umum Istuning, tempat Koban Pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu dimakamkan.

Rara Istiani Wulandari saat bekerja menghalau hujan di Sirkuit Mandalika saat pelaksanaan MotoGP Mandalika, Minggu (20/3/2022). (KOMPAS.com/Benediktus Agya Pradipta)
Rara Istiani Wulandari saat bekerja menghalau hujan di Sirkuit Mandalika saat pelaksanaan MotoGP Mandalika, Minggu (20/3/2022). (KOMPAS.com/Benediktus Agya Pradipta) ()

Rara mengaku tujuannya datang ke TKP dan keluarga korban yang utamanya adalah silaturahmi.

" Saya hanya silaturahmi saja ke keluarga korban dan berziarah ke makam korban. Tentunya saya juga bersyukur kasus ini sudah terungkap setelah 2 tahun berlalu," kata Rara Istiati Wulandari

Rara juga mengaku kasus ini mulai terungkap sesuai dengan ramalan dirinya setahun lalu.

Baca juga: Datangi TKP Kasus Subang, Rara Pawang Hujan Moto GP Mandalika Gelar Ritual, Klaim Sesuai Ramalannya

"Kasus ini kaitannya dengan Cinta Segita, sesuai apa yang diungkapkan oleh Danu, yang akhirnya kasus ini terungkap dan telah ditetapkan 5 tersangka," ucapnya

Dalam penerawangannya Rara juga menyebutkan bahwa Danu ada di TKP saat peristiwa terjadi namun yang mengeksekusi papahnya

" Tanpa bermaksud untuk menuduh tapi seperti itu penerawangan saya, biarlah semesta yang menjawab dan membuktikan. Kita doakan semoga kasus ini bisa terungkap secara terang benderang," ungkap Rara di TKP yang disiarkan langsung dalam YouTube pribadinya, Kamis(19/10/2023) siang

Dalam kunjungannya pertama setahun lalu, Rara juga sempat menggelar ritual di TKP dan mengklaim, sempat komunikasi dengan arwah kedua korban. yakni Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

"Namun sejatinya, pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu adalah sosok nenek-nenek yang sudah meninggal dan papahnya Amel juga mengetahuinya," ujarnya.

Sudah Lama Yoris Curiga pada Ayahnya

Yoris Raja Amarullah, anak sekaligus kakak dari korban pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23), sempat menaruh curiga kepada Yosef sebagai pelaku pembunuhan.

LLeni Anggraeni, kuasa hukum Yoris mengatakan, bahwa sejak awal kejadian ada kejanggalan dari keterangan Yosep Hidayah yang juga ayah kandungnya tersebut.

Saat itu, kata dia, Yosep memberikan kabar kepada Yanti, istri dari Yoris bahwa Tuti dan Amalia telah diculik. 

"Menurut keterangan klien kami (Yoris) dalam BAP, memang ada kecurigaan ke papahnya karena ada yang janggal. Kejadian awal yang mengetahui pertama kan papahnya, tapi Pak Yosep memberitahu ada yang tidak sinkron, ada cerita penculikan mamah dan Amel," ujar Leni, Kamis (19/10/2023).

Kejanggalan berikutnya, Yosep memberikan kabar pertama kali kepada Yanti, bukan kepada Yoris.

Padahal, jelas korban pembunuhan itu adalah ibu dan adik Yoris.

"Nah, kecurigaan selanjutnya karena Pak Yosep itu nelpon bukan ke Yoris, tapi ke Yanti, istrinya. Jadi, sejak awal klien kami sudah curiga sama papahnya terlibat," katanya.

Kecurigaan Yoris semakin kuat, setelah ditegur oleh Polisi, gegara memindahkan mobil Toyota Yaris yang terparkir di samping mobil Alphard, di lokasi kejadian.

"Jadi, (Yoris) disuruh ambil mobil di TKP, katanya mobil itu enggak ada hubungannya sama kejadian. Akhirnya gara-gara itu, klien kami dimarahin sama Kapolres waktu itu," katanya.

Yoris pun sempat dipaksa oleh Yosef agar didampingi pengacara saat memberikan keterangan sebagai saksi. 

"Dipaksa untuk menjadi klien dengan papahnya, biar satu kuasa. Pak Yoris menolak, karena kalau tidak bersalah ngapain harus pake pengacara," ucapnya.

Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar telah menetapkan lima tersangka dalam kasus pembunuhan ibu dan anak.

Mereka yaitu suami korban Yosef, M. Ramdanu alias Danu keponakan korban, Mimin istri kedua Yosef Arighi dan Abi anak tiri dari Mimin.(*)

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved