Murid SD di Bandung Barat Keracunan
Tak Mengandung Zat Kimia, Yoghurt yang Sebabkan 21 Siswa SD di Padalarang Keracunan Masih Diperiksa
Dinas Kesehatan KBB melakukan uji laboratorium untuk sampel yoghurt tersebut di Labkesda Jabar dan hasilnya memang tidak terdeteksi ada zat kimia
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Yoghurt yang diduga menyebabkan 21 siswa SDN 1 dan 2 Cimerang, Desa Cimerang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keracunan dipastikan tidak mengandung zat kimia.
Kepastian itu setelah Dinas Kesehatan KBB melakukan uji laboratorium untuk sampel yoghurt tersebut di Labkesda Jabar dan hasilnya memang tidak terdeteksi ada kandungan zat kimia pada minuman yoghurt itu.
Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Wijayanto mengatakan, dengan melihat hasil uji laboratorium dari sampel yoghurt tersebut, maka minuman itu dipastikan tidak mengandung zat kimia yang bisa menyebabkan keracunan.
"Berdasarkan hasil uji laboratorium di Labkesda Jabar, untuk kandungan zat kimia pada yoghurt itu negatif semua," ujarnya saat dihubungi, Rabu (19/9/2023).
Hanya saja hal tersebut bukan berarti bahwa yoghurt itu bukan menjadi penyebab keracunan karena hasil uji laboratorium melalui pemeriksaan mikrobiologi hingga saat ini belum keluar.
Pemeriksaan mikrobiologi itu untuk memastikan apakah minuman yoghurt tersebut mengandung bakteri atau tidak, sehingga nantinya akan diketahui penyebab pasti terkait kasus keracunan siswa SDN 1 dan 2 Cimerang.

"Untuk mikrobiologi belum keluar, sampai saat ini kami masih menuggu hasilnya apakah memang ada bakteri atau tidak pada yoghurt itu," kata Hernawan.
Produk Baru
Yoghurt yang diduga menyebabkan 21 siswa SDN 1 dan SDN 2 Cimerang, Desa Cimerang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan ternyata produk baru.
Minuman berkemasan ini dijual oleh warga di sebuah warung dekat sekolah, kemudian dibeli dan dikonsumsi puluhan warga hingga akhirnya mereka mengalami gejala mual, muntah-muntah, pusing, dan sakit perut.
Wali Kelas VI SDN 1 Cimerang, Neneng Rostikawati mengatakan, jajanan tersebut terbilang produk baru yang dijual kepada para siswa kerena sebulan terakhir tidak ditemukan siswa membeli minuman tersebut.
"Yoghurt baru dijual sejak hari Senin kemarin, bahkan cucu saya sempat beli dan muntah-muntah. Tapi waktu itu saya belum sadar kalau penyebabnya dari minuman tersebut," ujarnya di SDN 1 Cimerang, Jumat (13/10/2023).
Berdasarkan keterangan dari para siswa, kata Neneng, yoghurt itu ternyata dijual kepada siswa dengan harga di bawah pasar yakni Rp 2.000 per kotak, sedangkan di pasaran, harganya antara Rp 7.000-8.000 per kotak.
"Harganya lebih murah, pantas, anak banyak yang mau beli minuman itu. Kalau di minimarket kan harganya lebih mahal ya," kata Neneng.
Sebelumnya, Kapolsek Padalarang Kompol Darwan, mengatakan terkait kasus keracunan di SD tersebut pihaknya sudah mengamankan para pedagang yoghurt tersebut untuk dilakukan pemeriksaan di Mapolsek Padalarang.
"Untuk terduga penjual (yoghurt) sudah kita amankan, kemarin yang diamankan itu ada empat orang. Tapi kita masih mendalami lebih jauh lagi," ucap Darwan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kata Darwan mereka yang diamankan itu biasa berjualan di sekitar sekolah tersebut dan saat ini semua keterangannya masih terus didalami.
Dalam penyelidikan tersebut, pihaknya mendalami soal asal muasal yoghurt yang dijual oleh pedagang tersebut sehingga pihaknya belum bisa memastikan penyebab pasti keracunan itu karena harus menunggu hasil uji laboratorium.
"Kami masih mendalami lebih jauh, kira-kira barang itu (yoghurt) didapatkan dari mana, kemudian dijual harga berapa dan sebagainya. Sekarang kita masih menunggu hasil lab dari Dinas Kesehatan," kata Darwan.
(Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilma Kamaludin)
Penyebab Murid SD di Bandung Barat Keracunan Masih Misterius, Yoghurt Tak Mengandung Bakteri & Racun |
![]() |
---|
Lagi-lagi Kasus Keracunan di Jabar, di Cianjur Gara-gara Nasi Liwet, di Bandung Barat Karena Yoghurt |
![]() |
---|
Kasus Keracunan Murid SD di Bandung Barat Terjadi 2 Kali, Disdik Minta Sekolah Awasi Penjual Jajanan |
![]() |
---|
Yoghurt yang Diduga Bikin Puluhan Murid SD di Bandung Barat Keracunan Lebih Murah dari Harga Pasaran |
![]() |
---|
Tiga dari 21 Murid SD di Bandung Barat yang Keracunan Minuman Belum Bisa Sekolah, Tetap Dipantau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.