Angka Kematian Ibu dan Bayi di Sumedang Tinggi, Pj Bupati Perintahkan RSUD Jangan 'Babibu': Layani!
Puskesmas dan RSUD Sumedang ditarget secara komitmen untuk tidak boleh lagi ada kejadian ibu dan bayi meninggal dunia lantaran kurang respon
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman memerintahkan Puskesmas dan RSUD Sumedang untuk tidak banyak alasan dalam melayani ibu yang akan melahirkan.
Hal ini dilakukan sebagai respons atas tingginya angka kematian ibu dan bayi di Sumedang. Kasus terbaru adalah meninggalnya Mamay Maida (27) dan bayinya saat persalinan di RSUD Sumedang, Minggu (1/10/2023).
"Jangan banyak babibu. Segera layani!" kata Herman di Jatinangor, Minggu (8/10/2023).
Herman mengatakan, jauh hari, pemerintah telah mempertemukan Puskesmas dan RSUD Sumedang karena selalu terjadi salah faham.
Baca juga: Lebih dari 100 Bayi dan Enam Ibu Hamil Hilang Nyawa Saat Persalinan di RSUD Sumedang Tahun Ini
Dalam sebuah contoh, pasien yang oleh Puskesmas diberi rujukan untuk diberi penanganan medis di RSUD, oleh pihak RSUD dinyatakan tidak perlu ditangani di rumah sakit tersebut.
Saat ini, pelayanan terus diusahakan maksimal. Yakni, siapapun yang bisa ditangani oleh Puskesmas maka Puskesmas yang bertanggung jawab. Sebalinya, yang harusnya oleh RSUD, maka lembaga itu yang bertanggung jawab.
"Kalau Puskesmas menyalahi prosedur (dengan asal memberi rujukan), ada sanksi. Sebab memang, kalau semuanya ke RS tak mungkin juga rumah sakit menangani," katanya.
Herman menjelaskan, Puskesmas dan RSUD Sumedang ditarget secara komitmen untuk tidak boleh lagi ada kejadian ibu dan bayi meninggal dunia lantara lembaga pelayanan kesehatan kurang respons.
"Target tidak boleh ada ibu dan bayi meninggal, walau secara administratif ada target kuantitatif,"
"Tapi komitmen, tidak ada kejadian serupa," katanya.
Baca juga: Bupati Pastikan Kelalaian di RSUD Sumedang Tak Terulang, IDI Juga Akan Sanksi Dokter
Pemprov Jabar Sudah Bergerak, Identifikasi Penyebab Keracunan Akibat MBG di Garut dan Cianjur |
![]() |
---|
Sekda Jabar Minta Lulusan IPDN Jadi Pemimpin Tangguh Hadapi Berbagai Tantangan |
![]() |
---|
2 Terdakwa Korupsi Puskesmas Cisitu Titipkan Uang Pengganti Rp 801 Juta ke Kejari Sumedang |
![]() |
---|
Respons Dedi Mulyadi soal Isu Tunjangan Rp 33 M, Siap Dana Operasional Dihapus: Yang Rugi Masyarakat |
![]() |
---|
Harapan Sekda Jabar Herman Suryatman Atas Penunjukan Helmy Yahya Jadi Kepala BP Rebana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.