Sekda Jabar Minta Lulusan IPDN Jadi Pemimpin Tangguh Hadapi Berbagai Tantangan
Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, meminta lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) mampu menjadi pemimpin tangguh
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, meminta lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) mampu menjadi pemimpin tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Saat ini masyarakat menaruh ekspektasi tinggi terhadap kinerja pemerintah, khususnya dalam menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan.
Menurut dia, lulusan IPDN tidak boleh bekerja secara biasa-biasa saja. Mereka juga harus menjadi sosok pemimpin tangguh meski medan tugasnya penuh tantangan.
"Saat ini, masyarakat ingin angka pengangguran kemiskinan segera turun, sehingga tidak bisa pakai lama," ujar Herman Suryatman setelah penyerahan dokumen kepegawaian bagi lulusan IPDN Angkatan XXXII di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (19/9/2025).
Baca juga: Puluhan Anggota Satpol PP Pukul Mundur Perusuh di IPDN Jatinangor Sumedang, Ada Apa?
Ia mengatakan, jika lulusan IPDN tidak memiliki keunggulan dan karakter maka kemungkinan bakal tertinggal. Sehingga harus selalu bekerja keras serta berinovasi dalam melayani masyarakat.
Bahkan, pihaknya secara khusus meminta lulusan IPDN Angkatan XXXII untuk ditugaskan di wilayah tersulit, terjauh, dan minim fasilitas, karena pemimpin diuji kesulitan serta tantangan.
"Jika bisa menunjukkan prestasi di tengah keterbatasan, maka mereka telah membuktikan diri sebagai calon pemimpin masa depan," kata Herman.
Ia pun mengingatkan agar lulusan IPDN Angkatan XXXII tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai keterbatasan selama bertugas di lapangan.
Baca juga: Bangganya IPDN, Jadi Kampus Kedinasan Satu-satunya yang Diundang Presiden Prabowo ke Batujajar
Herman menyampaikan, minimnya sarana, prasarana, hingga anggaran tidak menjadi alasan untuk berhenti berkarya. Pemimpin, menurutnya, harus mampu mengubah situasi yang serba terbatas menjadi berlimpah.
"Jangan mengeluh kalau masuk ke kantor yang mungkin sarana dan prasarananya terbatas. Itu medan tugas yang sesungguhnya, bukan alasan untuk berhenti berkarya," ujar Herman.
Menurut Herman, pembangunan di Jawa Barat tidak bisa berjalan secara optimal apabila hanya bertumpu pada program maupun anggaran dari pemerintah provinsi.
Ia mengakui, kunci utama untuk mewujudkan kesejahteraan bersama ialah melalui sinergitas dengan pemerintan kabupaten/kota, kecamatan hingga desa se-Jawa Barat.
"Provinsi itu bersifat agregasi, dan Jawa Barat akan istimewa apabila kabupaten, kota, kecamatan, desa, hingga kelurahannya juga istimewa," ujar Herman. (*)
Dedi Mulyadi Bongkar 2 Ciri Utama Kemiskinan di Jabar: Hawa Orang Miskin Lapar Terus |
![]() |
---|
Minta Masyarakat Prioritaskan Rumah, Dedi Mulyadi: Jangan Dulu Kredit Motor kalau Belum Punya Rumah |
![]() |
---|
Perkuat Ekosistem Perumahan, Pemerintah Dorong Kredit Rakyat untuk Rumah Subsidi |
![]() |
---|
GIIAS Bandung 2025, Perkuat Posisi Strategis Jabar dalam Industri Otomotif Nasional |
![]() |
---|
Maulana Yusuf Minta Pemprov Jabar Prioritaskan Guru Honorer Jadi PPPK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.