Kisah Inspiratif

Panglima dari Bandung Selatan, Kisah Anak Tukang Sepatu Cibaduyut Jadi Jendral TNI Bintang Tiga

Dalam rangka HUT ke-78 TNI tahun 2023, marilah simak kisah inspiratif perjuangan seorang anak tukang sepatu Cibaduyut yang jadi jendral bintang tiga

HO
Sosok tersebut adalah Letnan Jenderal (Letjen) TNI Agus Rohman, anak tukang sepatu yang pernah menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III. 

TRIBUNJABAR.ID - Dalam rangka HUT ke-78 TNI tahun 2023, marilah simak kisah inspiratif perjuangan seorang anak tukang sepatu di Cibaduyut yang tembus menjadi jenderal bintang tiga.

Sosok tersebut adalah Letnan Jenderal (Letjen) TNI Agus Rohman, anak tukang sepatu yang pernah menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III.

Dikutip dari buku biografinya yang berjudul "Panglima dari Bandung Selatan, 88 Praktik Kepemimpinan Ala Mayjen TNI H Agus Rohman, S.I.P., M.I.P", menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah impiannya sejak masih kecil meski sang ayah hanya seorang tukang sepatu di Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat.

Lantas, bagaimana sosok dan kisah Letjen Agus Rohman? Simak berikut ini.

Kisah Letjen Agus Rohman

Letnan Jenderal TNI Agus Rohman lahir di Bandung, Jawa Barat pada 15 Agustus 1963.

Dilansir dari TribunMedan.com, Agus lahir dari keluarga sederhana.

Namun ia mampu melesat menjadi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III.

Agus Rohman memiliki keyakinan dengan kerja keras hingga dedikasinya lah yang mampu mengantarkannya menjadi jenderal bintang tiga TNI AD.

Dalam biografinya, Agus Rohman sudah diramalkan menjadi orang hebat saat dewasa.

Adapun hal itu disampaikan oleh seorang laki-laki tua pada ibunya, Siti Rohmah Latifah saat Agus Rohman bermain kucing-kucingan bersama anak-anak lainnya di halaman pada suatu sore.

"Anak itu bakal jadi ménak (orang terpandang)!" kata laki-laki tua itu sambil menunjuk kepada Agus kecil.

Saat itu, Siti Rohmah Latifah hanya menduga dalam hatinya.

"Mungkin maksudnya menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil). Aamiin."

Ibu Agus Rohman tidak menyangka bahwa Agus kecil akan menjadi perwira tinggi (Pati), pemimpin penting di organisasi TNI AD.

Hal itu pun tidak terbayang oleh keluarganya.

Pasalnya, keluarga Agus Rohma bukanlah keluarga militer, hanya adik dan kakak Siti Rohmah saja yang menjadi prajurit.

Agus kecil pun tidak familiar dengan dunia militer sebagai mana anak-anak tentara.

Namun, barangkali ada satu hobi yang berkaitan dengan dunia militer, seperti anak- anak kecil lainnya.

Agus kecil gemar bermain permainan perang-perangan atau tembak-tembakan.

Bakat kepemimpinannya telah terlihat bahkan saat ia belum memimpin.

Organisasi yang pertama kali ia pimpin adalah kelas. Di sekolah dasar, ia sudah terbiasa menjadi pemimpin.

Pada saat itu, Agus dipercaya menjadi ketua kelas.

Posisi itu pun berlanjut hingga memasuki SMP, dan jenjang pendidikan berikutnya.

Agus pun mulai terbiasa menjadi pemimpin tak hanya dalam lingkungan formal sekolah, tapi dalam kegiatan lain.

Sikap kepemimpinannya mulai terlihat sejak kecil hingga remaja.

Misalnya, di lingkungan rumahnya, Agus Rohman didaulat sebagai Ketua Karang Taruna.

Agus juga seringkali ditunjuk menjadi seorang kapten tim sepak bola dan bola voli dengan nama Putra Babakan (nama daerh rumah Agus Rohman).

Memiliki jiwa kepemimpinan, Agus Rohman pun kerap dijuluki Kapten oleh lingkungan pergaulannya.

Pada tahun 1975, Agus sekolah di SMP Negeri Sayati yang kini SMP Negeri 2 Margahayu.

Ia berjalan kaki sejauh enam kilometer setiap harinya saat hendak sekolah.

Pada saat itu, wilayah Cibaduyut dan Margahayu masih sepi, tidak banyak kendaraan yang hilir-mudik.

Namun, justru itu membuatnya menjadi lebih disiplin.

Pada pukul 06.00 WIB, Agus sudah harus berangkat sekolah.

Jika terlambat berangkat, tentu saja ia akan terlambat masuk.

Selain itu, bentuk kedisiplinan yang Agus muda terapkan pada dirinya adalah dengan membuat jadwal.

Ia membuat jadwal untuk mengatur dirinya sendiri.

Agus benar-benar mengatur jam belajar, jam bermain, jam mencuci baju, dan jam istirahat.

Di antara saudara kandungnya, Agus muda adalah satu-satunya anak yang membuat jadwal.

Tahun 1980, ketika masuk SMA, barulah Agus muda menyukai voli.

Dengan timnya yang diberi nama Putra Babakan, ia sering mengikuti pertandingan pada kejuaraan voli daerah.

Memang tidak ada prestasi yang menonjol, tetapi ia yakin bahwa olahraga membentuk fisik dan mentalnya.

Oleh sebab itu, Agus muda gemar sekali mencoba berbagai cabang olah raga, misalnya pencak silat.

Ia pjn aktif dalam olahraga silat yang kemudian berlangsung hingga sudah memasuki karier militer.

Pada tahun 1992, mantan Pangdam XVI/Pattimura ini menjadi ketua angkatan pada latihan silat gabungan yang diadakan di Situ Lembang dengan tajuk Satria Pandu Utama 101.

Salah satu ketertarikannya dengan dunia militer dimulai dari kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung dengan alam, seperti berkemah dan mendaki gunung.

Setiap pergi ke gunung atau ke pantai, Agus muda kerap kali membangun kemah.

Hobi ini sudah dimulai sejak SMP dan berlanjut ketika masuk SMA.

Dalam mendaki gunung, Agus muda sering melakukannya bersama teman-teman di sekolah maupun di luar sekolah.

Ada dua kawan yang sering menjadi rekan satu tim dalam pendakian, yaitu Panji Wulung dan Asep Wahyudin.

Mereka merupakan teman sekolah dan juga teman main. Gunung yang sering dijadikan jalur pendakian adalah Lembang, Tangkuban Perahu, Pangalengan, dan Patenggang.

Akan tetapi, bukan hanya menjadi aktivitas rutin itu sebagai sebuah cintaan, melainkan Agus pada saat itu menyukai tantangan juga sering terlibat perlombaan.

Baca juga: 40 Quotes atau Kata-kata Bijak Ucapan Selamat HUT ke-78 TNI Tahun 2023, Jadikan Caption Medsos

Di perlombaan itu, Agus dan timnya menjadi juara satu.

Selain itu, ia juga memenangkan L3B (Lomba Lintas Lembah dan Bukit) yang dilaksanakan di Dago Pakar.

Perlombaan-perlombaan ini dilakukan ketika SMA, yaitu tahun 1981.

Ternyata, sikap ini kelak akan amat berguna saat ia menjadi tentara.

Di puncaknya karier militernya, Agus Rohman berhasil menduduki jabatan Pangkogabwilhan III dengan bintang tiga di pundaknya.

Saat di puncak karier militernya, Agus Rohman berhasil menjabat sebagai Pangkogabwilhan III dengan bintang tiga di pundaknya.

Tak hanya itu, ia juga pernah menduduki beberapa jabatan penting, seperti pernah menjadi Ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Agus pun aktif mengemban amanat sebagai Danrem 061/Surya Kencana, Kasdivif 1/Kostrad, Kadisjasad, Pangdivif 1/Kostrad, dan Pangdam XVI/Pattimura.

Sosok Agus Rohman

Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Agus Rohman, S.I.P., M.I.P. (lahir 15 Agustus 1963) adalah seorang purnawirawan TNI-AD yang terakhir kali menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III.

Agus pernah menduduki sejumlah jabatan penting, antara lain pernah menjadi Ajudan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Dia kemudian menjabat Danrem 061/Surya Kencana, Kasdivif 1/Kostrad, Kadisjasad, Pangdivif 1/Kostrad, Pangdam XVI/Pattimura dan terakhir sebagai Pangkogabwilhan III.

Pendidikan Militer:

  • Akademi Militer (1988)
  • Sesarcabif
  • Dik PARA
  • Airborne
  • Dik Free Fall
  • Diklapa I
  • Diklapa II
  • Dik Taipur
  • Seskoad
  • Susdanyon
  • Susdandim
  • Sesko TNI
  • Lemhannas RI

Riwayat Jabatan:

  • Kasi Log Yonif Linud 330/Tri Dharma
  • Danyonif Linud 305/Tengkorak (2002—2005)
  • Dandim 0504/Jakarta Selatan (2005—2007)
  • Dandim 0501/Jakarta Pusat (2007—2008)
  • Asops Danpaspampres (2008—2009)
  • Ajudan Presiden RI (2009—2012)
  • Danrem 061/Surya Kencana (2012—2013)
  • Kasdivif 1/Kostrad (2013—2015)
  • Kadisjasad (2015—2018)
  • Pangdivif 1/Kostrad (2018—2020)
  • Pangdam XVI/Pattimura (2020—2021)
  • Pangkogabwilhan III (2021)
  • Pati Mabes TNI AD (2021)

Baca artikel Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

 

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved