Dulu Tak Bisa Bahasa Inggris, Ahmad Anak Penggembala Kuda Kini Raih Gelar Doktor Filsafat di Amerika

TRIBUNJABAR.ID - Ahmad Munjizun membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang. Meski awalnya tidak menguasai bahasa Inggris, ia berhasil meraih gelar doktor di Amerika Serikat berkat ketekunan dan semangat belajar yang luar biasa.

Ahmad Munjizun berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia meraih gelar PhD atau Doktor Filsafat dari North Carolina State University, Amerika Serikat.

Ia sudah diwisuda pada Mei 2023 lalu setelah mendalami bidang Animal Science (Equince Science).

Jizun, sapaan akrabnya, bercerita dalam pidato kelulusannya bahwa saat anak-anak ia tumbuh dengan mengamati hewan-hewan.

Orang tuanya adalah penggembala kuda.

"Saya tidak tahu (dulu) bahwa saya akan mendapatkan gelar PhD suatu hari nanti dalam hidup saya," kata Jizun dalam bahasa Inggris, dikutip dari kanal YouTube Jizun Sang Pembelajar, Senin (8/9/2025).

Baca juga: Sosok dan Rekam Jejak Purbaya Yudhi Sadewa yang Gantikan Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan

Ia mengaku dulu tidak bisa berbahasa Inggris. Namun berkat kerja keras dan ketekunannya ia bisa menuntaskan tantangan tersebut.

"Saya dulu tidak tahu bagaimana caranya berbicara bahasa Inggris. Tetapi hari ini adalah bukti bahwa kerja keras dan ketekunan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan baik lagi. Menghasilkan sesuatu yang tidak pernah kamu bayangkan di hidupmu," ujar Jizun di kanal YouTube pribadinya itu.

Diketahui, ia mulai kuliah di North Carolina State University pada tahun 2019 dan lulus tiga tahun kemudian.

Jauh dari keluarga, ia bersyukur memiliki teman-teman yang sudah dianggapnya seperti keluarga.

Selain itu ia juga berterima kasih kepada dosen pembimbingnya yang sudah mendorongnya untuk menjadi peneliti yang baik.

Pernah gagal masuk jurusan matematika

Dulu Jizun sempat bercita-cita menjadi guru matematika karena merasa memiliki keunggulan pada pelajaran tersebut.

Ia pun mencoba mengikuti seleksi Jurusan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Negeri Mataram (Unram).

Akan tetapi, ia gagal dan merasa kecewa.