Barang Impor yang Murah Dapat Menggilas Produk UMKM, Dosen UPI Bilang Perlu Adanya Political Will

Barang impor yang dibanderol murah menjadi saingan produk UMKM dalam menjangkau pasar dalam negeri.

Penulis: Nappisah | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi produk pakaian lokal. Dosen Program Studi Managemen UPI Heny Hendrayati mengatakan, memajukan produk UMKM agar menjadi tuan di negeri sendiri, diperlukan adanya political will untuk mendukung daya saing yang unggul. 

Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Barang impor yang dibanderol murah menjadi saingan produk UMKM dalam menjangkau pasar dalam negeri.

Dosen Program Studi Managemen UPI Heny Hendrayati mengatakan, memajukan produk UMKM agar menjadi tuan di negeri sendiri, diperlukan adanya political will untuk mendukung daya saing yang unggul.

"Bila ada kesatuan langkah untuk memajukan UMKM harus ada keberpihakan yang lebih kuat, adanya political will," ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Jumat (29/9).

Menurutnya, dengan bantuan pentahelix UMKM dapat berkembang dan mampu bersaing.

"Kenapa masyarakat sebagai konsumen cendurung memilih produk impor, karena selain murah dan mudah, barang yang ditawarkan juga lebih simple," imbuhnya.

Baca juga: Pedagang hingga Pelaku Usaha Konveksi Indonesia Sedang Sekarat, Kalah Saing Harga dengan Baju Impor

"Masyarakat yang ingin berdagang mengambil barang dari luar, khususnya dari Cina karena barang sudah jadi, akhirnya bisa menjadi reseller atau dropshipper," katanya.

Faktor tersebut, kata dia, secara perlahan mengikis keberlangsungan UMKM.

"Sehingga daya jual menjadi turun, karena produk impor tidak perlu repot membuat, barangnya sudah jadi, tinggal dipasarkan," katanya.

"Padahal, industri Tekstil dan Produk Tekstil yang kita produksi dijual ke luar negeri," ujar Heny.

Mirisnya, barang tersebut diimpor kembali oleh konsumen di Tanah Air, dengan bangganya menggaungkan sebagai produk impor.

Sebelumnya, dikutip dari laman Tribunjabar.id Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan kalah saingnya produk likal, bukan soal kualitas tapi soal harga.

"Jadi enggak masuk HPP mereka, jadi tidak bisa bersaing. Tadi saya dapat banyak info banyak indikasi masuk barang-barang impor pakaian jadi maupun produk tekstil," kata Teten dikutip Jumat (29/9/2023).

Baca juga: Marak UMKM Jual Produk Impor, Kemenkop UKM Siapkan Sistem Aggregator Binaan agar Cinta Produk Lokal

Menurutnya, penjualan bukan bersaing online dan offline.

Namun karena masuknya barang impor terutama dari Tiongkok. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved