Murid SD di Bandung Barat Keracunan

Bahan Baku Cimin yang Diduga Tewaskan 1 Siswa dan Racuni 33 Siswa di Bandung Barat Dibawa ke Lab

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan mengatakan, sampel yang diambil untuk diuji laboratorium tersebut totalnya ada 7 item

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
hilman kamaludin/tribun jabar
Petugas Puskesmas Saguling saat menunjukan sampel cimin yang diduga menyebabkan 34 siswa keracunan, Kamis (28/9/2023) 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sampel makanan aci mini (cimin) yang diduga menyebabkan 34 siswa SDN Jati 3, desa saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan diuji laboratorium di Labkesda Jabar.

Sampel yang diuji laboratorium tersebut yakni bahan baku cimin dan bumbunya untuk memastikan item mana saja yang telah menyebabkan puluhan siswa hingga satu orang di antaranya meninggal dunia akibat keracunan tersebut.

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan mengatakan, sampel yang diambil untuk diuji laboratorium tersebut totalnya ada 7 item yakni terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng,  bumbu keju, dan dan bahan baku cimin tepung singkong tapioka.

"Tadi sudah diambil sampel bahan olahan cimin dan bumbunya termasuk bumbu pedasnya (untuk diuji laboratorium)," ujarnya saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).

Pihaknya belum bisa memastikan penyebab 34 siswa itu mengalami keracunan karena harus menunggu hasil uji laboratorium keluar. Namun, dari dugaan awal mereka keracunan setelah mengonsumsi cimin yang dijual oleh pedagang keliling.

"Hasilnya (uji laboratorium sampel) 3 hari bisa keluar, jadi penyebab pastinya sekarang belum bisa dipastikan, tetapi dugaan memang karena konsumsi aci mini itu," kata Burhan.

Murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang mengalami keracunan saat dirawat di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).
Murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang mengalami keracunan saat dirawat di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023). (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Ia mengatakan, sebetulnya ada siswa lain yang turut mengonsumsi jajanan serupa namun tidak mengalami gejala keracunan karena mereka tidak menambahkan bubuk cabai pada jajanan cimin tersebut.

"Jadi ada beberapa (siswa) yang jajan dan mengonsumsi makanan itu, tetapi tidak memakai bumbu pedas, tapi tidak ada gejala. Jadi indikasi lebih kuat dari situ (bubuk cabai)," ucapnya.

Untuk saat ini pihaknya mewaspadai lonjakan korban keracunan tersebut karena penjual cimin itu berjualan di sekolah lain yang bertetangga dengan SDN Jati 3.

Baca juga: Orangtua Korban Keracunan Cerita yang Terjadi setelah 2 Anaknya Keracunan, Diobati Pakai Air Kelapa

"Jadi kita menunggu antisipasi dengan menyediakan bed (tempat tidur) dan kebutuhan yang lainnya apabila ada kejadian serupa," kata Burhan.

Satu dari 34 siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang keracunan setelah mengonsumsi cimin meninggal dunia, Rabu (27/9/2023) malam.

Siswa yang diketahui bernama Rula Nurun Nazmah (9) warga Kampung Palapadan, RT 1/11, Desa Saguling itu sempat mendapat perawatan di rumah sakit setelah mengeluhkan gejala mual, pusing, muntah-muntah, dan diare diduga karena keracunan cimin.

"Satu siswa meninggal dunia di Rumah Sakit Dustira karena ada comorbid atau penyakit penyerta yaitu thalasemia," ujar Kepala Puskesmas Saguling, Burhan saat ditemui, Kamis (28/9/2023).

Dengan adanya penyakit penyerta itu, kata dia, Rula sebelumnya pernah memiliki riwayat kontrol kesehatan dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung.

"Jadi penyakit penyerta Thalasemia yang dialami satu siswa itu diketahui dari riwayat kontrolnya ke RSHS Bandung," kata Burhan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved