Sosok Wanggi Hoed, Menapaki 20 Tahun Sebagai Pelaku Seni Pantomime

Seni melalui gestur mimik wajah atau gerak tubuh sebagai diaolog, nyatanya masih digandrungi para pelaku seni. 

Wanggi Hoed Pelaku Pantomime mengatakan, Pantomime di Bandung dalam kurun waktu sepuluh tahun ke belakang bersifat fluktuasi. 

"Memang tidak ramai, tapi ada. Ini tugas seniman untuk punya daya kreasi dan Pantomim ini bisa terus menerus hadir di beberapa tempat," ujarnya. 

Ia menuturkan, hadirnya Pantomime melalui beberapa pertunjukan. Baik di jalan maupun projek mandiri. 

"Salah satu upaya, bahwa Pantomime itu ada," ucapnya. 

"Saya rasakan sendiri, hadirnya pegiat Pantomime ini ada yang muncul, namun ada juga yang tenggalam. Diatas saya juga masih ada pelaku pantomim yang masih bergerak hingga hari ini," ujarnya. 

Wanggi bersama pelaku Pantomime lain giat manggaungkan Pantomime melalui kolaborasi projek bersama seniman lain. 

"Melalui kolaborasi, distribusi dan membuat gagasan sebagai jembatan upaya kita untuk terus punya inovasi," imbuhnya. 

Melanglangbuana di seni pertunjukan Pantomime, Wanggi memberika kiat-kiat bagi masyarakat yang tertarik dengan dunia pantomime.

"Kalau ada informasi Pantomim minimal kejar itu, datangi ke tempatnya dan tanya pelaku Pantomim," ucapnya. 

Melalui pertemuan tersebut, Wanggi menilai dapat berinteraksi secara langsung. 

"Pantomime kan beragam, ada yang kita lihat di televisi dengan komedinya ataupun karakter lain," ujarnya. 

Sebab, kata Wanggi, bila mengetahui informasi namun tidak dilibatkan, akhirnya hanya akan tahu secara sepintas. 

"Pantomime itu pelakunya sedikit, informasinya terbatas. Ketika dapat info pertunjukan pantomim dapat meluangkan waktu," ucapnya. 

Ia berharap, melalui Pantomime dapat menemukan jati diri.