PPDB 2023
Fortusis Sebut Praktek Ketidakjujuran Makin Merajalela dalam PPDB, Termasuk Manipulasi Dokumen Siswa
Forum orangtua siswa Jawa Barat menyesalkan adanya praktik kecurangan di proses penerimaan peserta didik baru atau PPDB 2023 yang semakin banyak
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Forum orangtua siswa (Fortusis) Jawa Barat menyesalkan adanya praktik kecurangan di proses Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB 2023 yang semakin banyak.
Koordinator Fortusis Jawa Barat, Dwi Subawanto menyampaikan berbagai kecurangan semakin marak terjadi di setiap tahun, dan praktek kecurangan yang kerap muncul di PPDB adalah manipulasi berbagai dokumen siswa agar bisa mendapatkan kemudahan untuk diterima di suatu sekolah.
"Kasus ini muncul di berbagai jalur penerimaan. Di jalur untuk siswa tidak mampu, praktek kecurangan yang terjadi biasanya berupa pemalsuan surat keterangan tidak mampu," katanya, Rabu (19/7/2023).
"Di jalur untuk siswa berprestasi, praktek manipulasi yang dilakukan berupa pemalsuan berbagai sertifikat kejuaraan, serta praktek kecurangan yang terjadi di jalur zonasi dengan memanipulasi data kependudukan, contohnya berupa suket," ujar Dwi.
Baca juga: INI Wilayah yang Sumbang Angka Terbanyak Peserta PPDB yang Dibatalkan Disdik Jabar
Fortusis menekankan jika praktek kecurangan di jalur zonasi mendominasi jumlah pengaduan yang dilakukan oleh orang tua ke lembaganya itu.
"Pengaduan yang sering muncul adalah ada siswa yang diterima di suatu sekolah padahal jarak rumahnya lebih jauh daripada siswa yang tidak diterima," katanya.
Ini menandakan adanya dua kemungkinan kecurangan, yakni pertama adalah manipulasi di proses data entry yang dilakukan oleh panitia PPDB, dan kedua pemalsuan surat keterangan domisili (suket) oleh orang tua siswa.
"Maraknya berbagai pelanggaran ini menunjukkan jika kecurangan di proses PPDB sudah melibatkan banyak pihak," ujarnya.
"Tidak terbatas pada oknum di lingkungan dinas pendidikan atau sekolah saja, namun juga sudah melibatkan oknum aparat di sektor kependudukan," katanya.
Munculnya praktek kecurangan yang semakin masif ini bisa merupakan dampak dari pembiaran yang dilakukan oleh para pengambill kebijakan maupun para penegak hukum terhadap berbagai pelanggaran di PPDB.
Baca juga: Para Guru Sekolah Swasta di Cimahi Unjuk Rasa Soal PPDB: Sekolah Negeri Makin Serakah!
"Kecurangan di PPDB hampir selalu ada di setiap tahunnya. Namun, selama ini tidak terlihat adanya suatu usaha untuk menegakkan aturan dengan tegas,” ucap Dwi.
Dia menambahkan, jika selama ini penegakkan aturan hanya menyasar sebagian kecil oknum yang melakukan pelanggaran, sehingga tidak pernah memunculkan efek jera.
Dwi pun menegaskan jika pembiaran ini terus terjadi, maka akan berujung pada penurunan kualitas pendidikan bagi siswa yang tak hanya dari sisi pemahaman siswa akan materi pelajaran.
Forum Orangtua Siswa (Fortusis)
Dwi Subawanto
Fortusis Jabar
manipulasi
dokumen
PPDB 2023
Penerimaan Peserta Didik Baru
surat keterangan tidak mampu
Disdik Jabar Telusuri 89 Kasus Pemalsuan KK saat PPDB, Terkoneksi dengan Website Disdukcapil Palsu |
![]() |
---|
Laporkan 80 Kasus Pemalsuan Data PPDB, Ridwan Kamil Bilang Tak Akan Toleransi untuk Pelanggar Aturan |
![]() |
---|
Kisruh PPDB di SMAN 1 Cisolok Sukabumi, Wakasek: Kami Hanya Menginput Data Siswa Baru |
![]() |
---|
Didatangi Emak-emak yang Mengadu soal Penempatan Siswa, Ini Tanggapan Kepala Disdik Kota Bandung |
![]() |
---|
Ribuan Calon Siswa Dibatalkan Pendaftarannya pada Saat PPDB 2023, Ternyata Banyak Kecurangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.