Siswa SMP di Sumedang Jadi Pelaku Pelecehan Seksual, P2TP2A Imbau Ada Pengendalian Ponsel

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kemajuan teknologi informasi diduga menjadi salah satu pemicu siswa SMP di Sumedang menjadi pelaku pelecehan seksual.

Korbannya balita berumur 4 tahun.

Ponsel pintar yang dipegang oleh siswa SMP dapat digunakan untuk mengakses konten-konten dewasa.

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sumedang mendorong adanya pengendalian penggunaan ponsel oleh para siswa.

"Paling tidak, pengendalian penggunaan ponsel di sekolah," kata Wakil Ketua P2TP2A Sumedang, Retno Ernawati kepada TribunJabar.id, Selasa (27/6/2023).

Baca juga: MEMILUKAN, Anak dan Balita di Sumedang Jadi Korban Tindak Asusila, Pelakunya Siswa SMP dan Kakek

Dia mengatakan, lembaga seperti Dinas Pendidikan, baik tingkat kabupaten maupun provinsi, lebih berwenang untuk memberikan intruksi itu.

Intruksi yang linier datang dari atasan ke bawahan akan memiliki kekuatan dalam pelaksanaannya.

"Sebab untuk hal ini, P2TP2A hanya memberikan imbauan saja," katanya.

Selain pengendalian penggunaan ponsel oleh pihak sekolah, orang tua di rumah juga diminta untuk lebih peka terhadap gerak-gerik anak mereka.

"Ketahanan keluarga jelas yang utama, sebab tidak semuanya bisa dibebankan ke pihak sekolah," kata Retno.

Seorang balita berumur 4 tahun dan anak berumur 9 tahun di Kabupaten Sumedang dilaporkan menjadi korban pelecehan seksual.

Kasusnya kini telah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sumedang dan korban dalam pendampingan P2TP2A Kabupaten Sumedang.

Baca juga: Kisah Anggota TNI di Majalengka Selamatkan 2 Bocah Korban Pelecehan Ayah Tiri, Didatangi Malam-malam

Balita itu diduga dilecehkan seorang pelajar SMP. Lalu korban yang berusia 9 tahu diduga dilecehkan secara seksual oleh kakek berusia 72 tahun.