Di Pangandaran Tabungan Murid Mandek, di Surabaya Uang Guru Ditilap Kepsek, Dipakai Bikin Kosan

Karena sudah 20 tahun jadi bendahara, Iskak mengakui telah mengambil sedikit-sedikit untuk mendirikan bangunan-bangunan.

Tribunnews.com
ilustrasi uang - Uang koperasi senilai Rp 2,3 miliar digelapkan oknum kepala sekolah. 

TRIBUNJABAR.ID - Di Pangandaran, Jawa Barat, uang tabungan murid mandek belum bisa dikembalikan, di Surabaya, Jawa Timur, Kasus uang macet juga terjadi, serupa tapi tak sama.

Uang koperasi senilai Rp 2,3 miliar digelapkan oknum kepala sekolah.

Uang yang ditilap kepala sekolah tersebut ternyata uang anggota Koperas Tegar.

Kepala sekolah yang tilap uang koperasi tersebut bernama Muhammad Iskak.

Baca juga: Soal Uang Tabungan Murid di Pangandara Mandek, Polisi Minta Orang Tua Murid Segera Lapor

Saat ini, ia menjabat sebagai Bendahara Koperasi Tegar, sebelumnya, Iskak disebut sebagai ketua Koperasi Tegar.

Selama dua puluh tahun, Iskak menjabat sebagai bendahara koperasi yang beranggotakan guru-guru PNS SD.

Selain karena pernah menjabat Kasek di sejumlah SDN di Kecamatan Rungkut, para guru itu percaya penuh karena rumah Iskak terlihat megah. Punya bisnis kos kosan dan punya persewaan lapak pasar.

"Kan sudah lama megang koperasi. Jadi kami percaya," kata Ketua Paguyuban KPRI Tegar Anselmus Kamis (22/6/2023).

Namun kepercayaan ratusan guru SD itu diabaikan Iskak. Total dana KPRI itu sebenarnya sebanyak Rp 2,8 miliar. Saat dilakukan audit bersama anggota dalam pembukuan menyisakan Rp 2,3 miliar. Namun dana ini tidak berwujud.

Sebanyak 170 lebih anggota KPRI pun panik. Mereka awalnya secara baik-baik menagih uang seluruh anggota. Iskak sanggup mencicil. Namun terhenti di cicilan Rp 200 juta.

Puncaknya Rabu (21/6/2023) kemarin, para guru SD menggeruduk rumah Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Akhirnya Iskak yang sudah pensiun mengakui kalau uang Rp 2,3 miliar sudah diwujudkan bangunan rumahnya yang megah, kosan, dan lapak pasar untuk disewakan.

"Saya akan tanggung jawab. Nanti dijual. Ini sudah saya cicil Rp 200 juta," kata Iskak mengakui.

Baca juga: Timsus Sudah Temui Guru-guru yang Punya Utang Macet di Tabungan Murid Pangandaran, Akan Beri Sanksi

Dana itu diakui tidak digunakan sekaligus. Karena sudah 20 tahun jadi bendahara, Iskak mengakui telah mengambil sedikit-sedikit untuk mendirikan bangunan-bangunan.

"Akhirnya uang KPRI katut," ucap Iskak yang asli Yogyakarta.

Anselmus melihat KPRI Tegar minim pengawasan. Seluruh Kasek SDN di Kecamatan Rungkut masuk pengawas KPRI.

Namun karena banyak yang pensiun, pengawasan makin melemah. Anggota koperasi yang lain mulai curiga.

Tiba-tiba sejak 2019, banyak kasek-kasek malah menarik simpanan dan deposito secara masif.

"Dari situlah, kami mendesak SPJ. Begitu pergantian pengurus termasuk Bendahara Koperasi Tegar, diketahui kalau uang sudah digunakan Pak Iskak selaku bendahara," ucap Anselmus.

Anselmus menyebut jumlah simpanan guru-guru SD itu di atas Rp 10 juta. Bahkan ada yang Rp 75 juta.

Ada guru yang seluruh gajinya disimpan ke KPRI ini. Biasanya diambil saat pensiun.

Baca juga: Kasus Tabungan Murid Diembat Guru, Tim Khusus Siapkan 3 Tahapan, Penunggak Diberi Tenggat 2 Minggu

Iskak mampu menutupi aksi tilapnya dengan tetap memenuhi hak para guru. Misalnya saat Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Lebaran, Iskak bisa membayar semuanya dengan cara meminjam bank tanpa sepengetahuan anggota KPRI.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul KRONOLOGI LENGKAP Kepsek di Surabaya Tilap Uang Guru Rp 2,3 M, Dipakai Bangun Rumah hingga Kosan

Sumber: TribunJatim.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved