Kisruh Tabungan Siswa di Pangandaran

BREAKING NEWS, Uang Tabungan Murid SD di Pangandaran Macet di Sekolah Capai Rp 5 M, Peminjam Pensiun

Mengagetkan, uang tabungan murid sekolah di Kabupaten Pangandaran yang belum dikembalikan kepada orangtua murid, ternyata mencapai Rp 5 miliar.

|
Penulis: Padna | Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar
Sejumlah ibu-ibu di Pangandaran memperlihatkan tulisan uang tabungan anaknya yang belum dikembalikan pihak sekolah dalam pertemuan di samping SD Negeri 2 Kondangjajar di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Sabtu (17/6/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Mengagetkan, uang tabungan murid sekolah di Kabupaten Pangandaran yang belum dikembalikan kepada orangtua murid, ternyata mencapai Rp 5 miliar.

Para orangtua murid harus bersabar karena uang tabungan murid tersebut tak akan bisa dikembalikan dalam waktu singkat.

Apalagi banyak peminjam yang berasal dari guru, tapi sudah pensiun.

Angka uang tabungan murid yang macet di sekolah mencapai Rp 5 miliar itu disebutkan oleh Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata.

"Itu total seluruhnya dari beberapa sekolah di Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi. Kalau di Kecamatan lain cukup jalan lah. Artinya, cukup lancar," ujar Jeje kepada sejumlah wartawan di Setda Pangandaran, Senin (19/6/2023) siang.

Baca juga: Kasus Uang Tabungan Siswa di Pangandaran Tak Bisa Diambil, Ternyata Ada Juga yang Dipinjam Guru

Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi persoalan uang tabungan murid kelas 6 belum dikembalikan pihak sekolah.

"Yaitu, akibat Pandemi Covid-19 tahun kemarin dan adanya sistem penggajian PNS guru dengan sistem digital," katanya.

Dari beberapa sekolah di Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi ada yang setengah lancar, ada yang tidak lancar dan ada yang macet sekali.

Di Kecamatan Cijulang, macetnya itu banyak yang berada di guru dan ada juga yang di koperasi.

"Tapi, di Kecamatan Parigi, sekitar 99 persen berada di koperasi. Sementara saat berada di koperasi, itu disimpan pinjamkan dan akhirnya macet. Yang meminjam, itu anggota koperasi yang kebanyakan guru yang sudah pensiun," ucap Jeje.

Selain itu, ada juga guru yang langsung meminjam uang tabungan murid di sekolah tempat mereka bekerja.

"Semua itu, kita akan selesaikan masalahnya. Tadi waktu rapat, tiga koperasi sudah siap menjual aset," ujarnya.

Kalau soal menutup tidaknya terhadap utang uang tabungan tersebut, menurutnya itu tergantung harga asetnya sendiri.

Tapi, itu sebenarnya solusi terakhir kalau memang yang bersangkutan (peminjam) tidak bisa melunasi utang uang tabungan tersebut.

"Untuk target, ini secepatnya. Saya, per dua Minggu akan mengontrol tim khusus ini," kata Jeje. *

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved