Galendo Jeletot, Oleh-oleh Kuliner Khas Ciamis, Ditawarkan untuk Kaum Milenial
Galendo adalah kuliner khas Ciamis yang sudah dikenal warga Tatar Galuh sejak berabad-abad lalu.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tini mencoba membuat tutug berbahan baku galendo dengan rasa pedas. Sehingga kemudian lahirlah galendo varian baru, galendo jeletot yakni galendo dengan rasa pedas.
Kebetulan pamannya menurut Tini adalah seorrang perajin VCO (virgin coconut oil) dan minyak kletik. Yang tentunya juga menghasilkan galendo.
Berbahan galendo yang masih hangat yang baru keluar dari jerangan tungku usai membuat minyak kletik dan VCO kemudian dibuatlah galendo jeletot.
Galendo yang masih berbentuk butiran (granular) dan masih hangat tersebut dicampur dengan berbagai macam bumbu berupa kencur (cikur), cabai rawit (cengek), bawang putih, bawang merah, garam serta penyedap rasa (berupa royco). Dengan takaran yang sudah terukur.
Berbagai macam bumbu tersebut menurut Tini dihaluskan terlebih dahulu dan ditumis tapi tidak sampai matang dan jangan sampai gosong.
Di samping itu juga disiapkan ikan teri medan yang sudah digoreng.
Lantas ikan teri yang sudah digoreng tersebut dicampurkan ke dalam galendo yang sudah menyatu dengan berbagai macam bumbu tadi. Dicampur dengan merata.
“Hasilnya ya itu tadi, galendo jeletot. Untuk galendo jeletot hanya ada satu rasa. Yakni rasa pedas,” ungkap Tini.
Mengingat kalangan anak muda, para belia generasi milenial sekarang kebanyakan penggemar pedas. Tini berharap galendo jeletot ini menjadi jembatan penyambung cita rasa galendo dengan para milenial yang gemar rasa pedas.
Itung-itung galendo yang notabenenya makanan tradisional khas Ciamis tersebut tetap eksis, serta juga digemari kalangan generasi penerus.
Semacam upaya melestarikan kuliner tradisional khas Ciamis tersebut, agar galendo tetap eksis dan digemari kalangan generasi penerus para belia.
Selain kalangan belia, menurut Tini, galendo jeletot ini sebenarnya bisa menjadi pilihan menu saat bersantap siang atau sarapan pagi di rumah masing-masing.
Galendo jeletot yang tersedia di meja makan bisa jadi pilihan sebagai lauk pauk, rencang sangu saat santap siang. Maupun saat makan malam atau sarapan pagi.
“Apalagi saat makan, nasinya hangat. Lebih nikmat lagi kalau di meja makan juga tersedia tempe mendoan dan acar timun,” imbuhnya.
Galendo jeletot dengan rasa pedas yang kental, cocok untuk penggemar galendo sekaligus juga penyuka pedas.
Satu kemasan ukuran 100 gram, galendo jeletot buatan Tini Kartini ini dijual dengan harga Rp 18.000. (andri m dani)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
Mengintip Uang Rp 2 T Sitaan Kejagung di Kasus Suap CPO, Tumpukannya Lebih Tinggi dari Tubuh Petugas |
![]() |
---|
Cerita Pak RW soal Penggeledahan Rumah di Sukabumi Milik Hakim Agam Tersangka Kasus Vonis Lepas |
![]() |
---|
Penampakan Rumah di Sukabumi Milik Hakim Tersangka Suap CPO, kata Tetangga Tak Ada yang Mencolok |
![]() |
---|
1 Tersangka Kasus Suap CPO Dialihkan jadi Tahanan Kota, Direktur Pemberitaan JakTV Itu Disebut Sakit |
![]() |
---|
Sosok Ali Muhtarom, Hakim yang Viral Simpan Uang Rp5,5 Miliar di Kolong Kasur, Tersangka Korupsi CPO |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.