Program Rutilahu Pemprov Jabar Dinilai Membantu Masyarakat Penghasilan Rendah, Ini Tanggapan Warga

Warga menanggapi tentang program rutilahu yang digagas oleh Pemprov Jabar untuk masyarakat berpenghasilan rendah

Editor: Siti Fatimah
Tribun Jabar/Seli Andina Miranti
Ilustrasi Perbaikan rumah tidak layak huni ( rutilahu) 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Program bantuan rumah tidak layak huni (rutilahu) yang disalurkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dinilai tepat sasaran. Perbaikan fisik rumah ini dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah.

Salah satunya dirasakan Pipit Supriatna, 63, warga Gang Ciroyom 4 RT 05 RW 08 Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung.

Pada 2022 kemarin, rumah tinggalnya bersama tiga anggota keluarganya itu mendapatkan bantuan rutilahu.

Sebelumnya, rumah Pipit bersama anak dan istrinya itu hanya beralaskan tanah dengan dinding setengah tembok.

Baca juga: DPRD Jabar Minta Perbanyak Program Rutilahu untuk Cegah Penyebaran Penyakit dan Masalah Sosial

"Alhamdulillah, ayeuna tos sadayana (sekarang sudah semuanya) tembok," kata Pipit saat ditemui di rumahnya, Jumat (9/6).

Dia mengakui, sebagai buruh serabutan, penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. "Eta ge (itu juga) benar-benar ngepas," katanya.

Dengan begitu, dia sangat mengapresiasi program rutilahu karena sangat bermanfaat bagi masyarakat sepertinya. Pipit pun berharap akan semakin banyak warga berpenghasilan rendah yang turut merasakan program yang diluncurkan Pemprov Jabar tersebut.

"Pami teu dibantos (kalau tidak dibantu program rutilahu), abdi moal tiasa gaduh bumi kieu (saya tidak bisa memiliki rumah seperti sekarang ini. Ayeuna mah Alhamdulillah, abdi sareng keluarga di dieu rumaos nyaman, aman. (Sekarang Alhamdulillah, saya dan keluarga tinggal di sini merasa nyaman, aman)," katanya.

Hal serupa dirasakan Siti Rospita, 33, warga Cijerokaso RT 06 RW 10 Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Sebelumnya, dia harus tinggal di rumah tidak layak huni selama lebih dari 25 tahun.

Kondisi perekonomian keluarganya belum memungkinkan baginya untuk tinggal di rumah layak huni. Sebagai ibu rumah tangga, Siti belum bisa membantu suaminya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di warung penjual air mineral.

Beruntung, pada 2022 kemarin rumah yang diperoleh dari warisan orangtuanya itu mendapatkan giliran untuk dirombak melalui program rutilahu yang dilakukan Pemprov Jabar.

"Alhamdulillah sekarang kami bisa tinggal di rumah yang nyaman," ujarnya.

Sekarang, Siti mengaku lebih tenang ketika hujan turun meski dengan intensitas yang besar.

Hal ini berbeda saat rumahnya belum dirombak karena hampir selalu mengalami kebocoran.

"Ya terus terang Pak, saya sangat terbantu oleh program rutilahu ini," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved